News
Sabtu, 12 November 2016 - 14:30 WIB

ISIS Girang Donald Trump Jadi Presiden AS

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Donald Trump (Reuters)

Kabar ini diungkapkan USA Today mengutip tulisan di Al-Minbar.

Solopos.com, WASHINGTON – ISIS kabarnya telah menyiapkan perayaan atas kemenangan mengejutkan presiden terpilih Donald Trump. Atas kemenangan ini, ISIS berharap akan ada perang saudara di Amerika Serikat (AS).

Advertisement

“Bergembiralah, berkat Allah, dan temukan kabar menggembirakan tentang kehancuran segera Amerika di tangan Trump,” seperti dilansir USA Today mengutip sebuah jejaring media militan ekstremis itu yang dilaporkan oleh SITE Intelligence Group yang berbasis di AS.

“Kemenangan Trump dalam Pemilu Presiden AS akan menciptakan permusuhan dari kaum muslim terhadap Amerika sebagai akibat dari langkah-langkahnya yang sembrono yang mengungkap kebencian yang terbuka dan tersembunyi terhadap kaum muslim,” tulis Al-Minbar.

Nashir Political Service, sebuah outlet media yang mendukung ISIS dan kaum jihadis lainnya menyatakan mereka berharap kemenangan Trump akhirnya membangkrutkan perekonomian AS akibat kebijakan-kebijakan anti muslimnya, lapor SITE dalam laman USA Today.

Advertisement

Trump pernah mengatakan bahwa dia akan memberi waktu selama 30 hari setelah dia dilantik kepada jenderal-jenderalnya untuk mengungkapkan strategi mengalahkan ISIS yang saat ini menguasai beberapa bagian Irak dan Suriah.

“Saya akan bom sampai kotoran mereka keluar,” kata Trump tahun lalu.

Sementara itu, masih menurut SITE, kelompok Taliban Afghanistan mendesak Trump untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan dan tidak mengejar kepentingan Amerika dengan mengorbankan negara lain.

Advertisement

Direktur SITE Rita Katz melaporkan bahwa para pendukung supremasi kulit putih menyebut kemenangan Trump sebagai “kemenangan untuk nasionalisme”, sebaliknya para simpatisan Alqaeda dan ISIS meyakini kemenangan Trump akan membeberkan kebencian Amerika terhadap muslim yang akhirnya turut mengantar kepada kejatuhan Barat seperti Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa pada referendum Juni 2016).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif