Jogja
Sabtu, 12 November 2016 - 14:20 WIB

INFRASTRUKTUR BANTUL : Tak Segera Direspon, Bendung Karang Ambrolkan Tebing di Sekitarnya.

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tebing sungai setinggi 10 meter ambrol, diduga akibat jebolnya Bendung Karang yang ada di kawasan Desa Donotirto. Foto diambil Jumat (11/11/2016). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Infrastruktur Bantul untuk Bendung Karang di Desa Donotirto.

Harianjogja.com, BANTUL — Tak segera dibenahi, jebolnya Bendung Karang di Desa Donotirto berdampak luas. Tak hanya berdampak pada terganggunya aliran irigasi ke lahan di Desa Tirtohargo dan sebagian Desa Donotirto, juga berdampak pada ambrolnya tebing yang menjadi tanggul sungai Winongo itu.

Advertisement

(Baca Juga : INFRASTRUKTUR BANTUL : Bendung Karang Jebol, 2 Desa akan Dipertemukan)

Setelah beberapa hari lalu salah satu titik sepanjang 20 meter yang berlokasi sekitar 30 meter di sisi utara bendung tersebut ambrol, kali ini titik ambrol kian meluas. Kini titik lain selebar 30 meter dengan ketinggian lebih dari 10 meter yang berjarak sekitar 100 meter di sisi utaranya pun ambrol.

“Tebing itu ambrol tadi malam [10/11/2016], sekitar pukul 23.00,” kata Musiran, warga Dusun Gadingharjo, Desa Donotirto saat ditemui di sekitar lokasi, Jumat (11/11/2016) siang.

Advertisement

Ia menuturkan, ketika itu cuaca sekitar lokasi sungai memang sedang tidak hujan. Namun derasnya hujan di kawasan hulu membuat debit air yang mengalir ke sungai Winongo menjadi meningkat. Dengan kondisi bendung Karang yang jebol maka tekanan air di dasar sungai menjadi meninggi.
“Mas lihat saja sendiri, hampir semua titik tebing sungai ini dasarnya sudah tergerus erosi,” imbuhnya sambil menunjuk ke arah dasar tebing sungai.

Hal itu dibenarkan pula oleh Lurah Desa Donotirto Jurahimi. Kepada wartawan, ia mengakui, kondisi tebing sungai di wilayah sekitar Bendung Karang memang semakin memprihatinkan. Jika bendung itu tak segera dibenahi, bukan tidak mungkin titik ambrol akibat erosi sungai menjadi semakin meluas.

“Yang baru saja terjadi ini saja sudah menggerus jalan desa,” katanya.

Advertisement

Bahkan, bukan tidak mungkin, gerusan air sungai itu akan berdampak pula pada tanggul yang konstruksinya menyatu bersama badan jembatan yang memisahkan Dusun Gadingharjo dan Gadingdaton.

Untuk itu, pihaknya sudah melakukan pendataan sementara terkait dengan potensi merembetnya dampak erosi itu akibat jebolnya Bendung Karang. Selain itu pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kecamatan bahkan hingga pihak Dinas Sumber Daya Alam (SDA) Bantul.
“Hari ini [11/11] Pak Camat sudah langsung mendatangi kantor BBWSSO [Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak] untuk melaporkan kejadian ini,” akunya.

Seperti diberitakan, sekitar 3 pekan lalu, dinding Bendung Karang mendadak jebol. Akibatnya, bendung yang difungsikan sebagai aliran irigasi untuk lahan di Desa Tirtohargo, praktis tak berfungsi. Selain itu, jebolnya bendung itu berdampak pula pada tingginya intensitas erosi air terhadap tanah di tebing sungai. Dari pantauan Harianjogja.com, hingga kini setidaknya sudah terdapat 4 titik di sisi selatan jembatan yang ambrol dengan luasan beragam

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif