Jogja
Jumat, 11 November 2016 - 13:48 WIB

HARI PAHLAWAN : Mbah Harjo, Dari Berjuang Merebut Kemerdekaan hingga Mencari Pengakuan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Harjo saat bercengkerama bersama Bripka Winardi, Kamis (10/11/2016) di kediamannya di kawasan Dusun Kadirojo, Desa Palbpang, Kecamatan Bantu. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Hari pahlawan menjadi momentum untuk mengenang perjuangan para pejuang

Harianjogja.com, BANTUL- Merdeka telah diraih Bangsa Indonesia sejak 71 tahun lalu. Kemerdekaan telah dicapai melalui perjuangan para pahlawan.

Advertisement

Baca juga : HARI PAHLAWAN : Mbah Harjo, Potret Masa Tua Sang Serdadu Tangguh

Kini, apakah para pahlawan sudah berhenti berjuang? Mbah Harjo menjadi salah satu potretnya.

Advertisement

Kini, apakah para pahlawan sudah berhenti berjuang? Mbah Harjo menjadi salah satu potretnya.

Pria berusia 95 tahun asal Dukuh Kadirojo, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul kini masih belum berhenti berjuang.

Sukatmi, sulung Mbah Harjo menuturkan kisah hidup tentang bapaknya. Ternyata kehidupan bapaknya sangat tidak mudah. Mulai dari berpindah-pindah tugas, hingga harus rela kehilangan istri-istri dan anaknya lantaran meninggal tertembak Belanda.

Advertisement

Beruntung, saat menjalin rumah tangga bersama istrinya yang terakhir, Notowagiyem, situasi negara sudah jauh lebih aman. Alhasil, dari rahim perempuan yang juga warga asli Kadirojo itu, lahirlah 3 anak. “Selain saya, ada dua adik saya, masing-masing Suratmi dan Ruwanto.”

Setelah Indonesia benar-benar merdeka, perjuangan Mbah Harjo belum usai. Jika saat masa revolusi ia berjuang mengangkat senjata, kali ini ia harus berjuang mengangkat derajat keluarganya.

Satu-satunya jalan yang ada di kepalanya ketika itu adalah melalui pengakuan pemerintah atas gelar veteran pada dirinya.

Advertisement

Perjuangan ini pun tak mudah. Tak terhitung sudah berapa orang yang meminta sejumlah uang kepada Mbah Harjo dengan iming-iming akan pengajuan dokumen ketentaraannya. Tak terhitung pula berapa puluh juta sudah ia keluarkan untuk hal yang sama.

Barulah, sekitar tahun 2008 lalu, Surat Keputusan (SK) dari pemerintah pusat mengenai gelar veteran, ia peroleh. Betapa bersyukurnya Mbah Harjo ketika itu. Ia merasa usia hidupnya kini sudah nyaris sempurna.

“Saya senang sekali. Tiap bulan dapat uang pensiunan Rp2.050.000. Lumayan untuk beri uang saku kepada cucu. Juga untuk saya jajan. Saya suka makan nasi padang soalnya,” ujarnya begitu saja, memancing kami semua tertawa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif