Jatim
Kamis, 10 November 2016 - 09:05 WIB

PROSTITUSI PONOROGO : Usai Dirazia, Prostitusi Terselubung di Pasar Janti Kembali Beroperasi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang perempuan menunggu konsumen di depan warung kopi di Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Babadan, Ponorogo, Rabu (9/11/2016) siang. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Prostitusi Ponorogo, aktivitas di tempat prostitusi terselubung di Pasar Janti berjalan seperti biasa seusai dirazia petugas Satpol PP.

Madiunpos.com, PONOROGO — Tempat prostitusi terselubung yang ada di Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, masih terus beroperasi meski beberapa waktu lalu telah dirazia oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di Pasar Janti, Rabu (9/11/2016) siang, sejumlah warung kopi yang biasanya digunakan sebagai tempat mangkal wanita penghibur buka dan beroperasi seperti biasa.

Sejumlah wanita juga duduk berjejer di tempat duduk warung menunggu pelanggan datang. Tempat prostitusi ini bisa dikatakan terselubung, karena berada di balik tembok pasar tradisional di wilayah itu.

Advertisement

Sejumlah wanita juga duduk berjejer di tempat duduk warung menunggu pelanggan datang. Tempat prostitusi ini bisa dikatakan terselubung, karena berada di balik tembok pasar tradisional di wilayah itu.

Salah seorang muncikari di tempat prostitusi Pasar Janti, Mbah Geong, mengatakan setelah petugas Satpol PP pada Selasa (8/11/2016) melakukan razia dan menangkap sejumlah PSK [pekerja seks komersial] di lokasi itu, aktivitas pun kembali seperti biasa.

Sejumlah PSK yang ditangkap petugas pun sudah kembali dan menjalani aktivitas seperti biasa.

Advertisement

Dia mengatakan untuk harga satu kali kencan memang bervariasi, namun rata-rata satu kali kencan dibanderol dengan harga Rp75.000. Untuk tempat transaksi dan eksekusi biasanya di warung kopi tersebut.

“Di dalam warung kopi itu ada kamar yang biasanya digunakan untuk bercinta,” ujar dia kepada Madiunpos.com.

Ia menyebut PSK yang mangkal di tempat itu sebagian besar dari luar daerah, seperti Solo, Sragen, Wonogiri, dan sejumlah daerah di Jawa Timur.

Advertisement

Sedangkan untuk pelanggan yang datang ke lokasi itu juga beragam, namun rata-rata yang datang memang pekerja kasar seperti sopir truk, pekerja bangunan, dan lainnya.

“Di sini jarang yang dari Ponorogo sendiri. Tidak ada yang dari lokalisasi Kedung Banteng,” ujar Mbah Geong.

Keberadaan tempat prostitusi di Pasar Janti ini sudah ada sejak tahun 1990an. Jam operasional di tempat prostitusi itu pun mulai pagi hingga sore hari dan saat malam hari tutup.

Advertisement

“Kalau siang kan lebih aman, dibandingkan malam hari. Dan di sini juga sudah ada pelanggannya sendiri,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif