Jogja
Kamis, 10 November 2016 - 10:55 WIB

PARKIR MALIOBORO : TKP ABA Difasilitasi Sepeda, Bagaimana Mekanisme Peminjaman?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tempat parkir gedung di jalan Abu Bakar Ali mulai ditempati untuk parkir sepeda motor yang akan menuju Jalan Malioboro, Senin (4/4/2016). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Parkir Malioboro diperlengkapi kendaraan sepeda.

Harianjogja.com, JOGJA — Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro mempersiapkan pengadaan 20 unit sepeda untuk pengunjung Malioboro yang parkir di Taman Khusus Parkir Abu Bakar Ali (TKP ABA).

Advertisement

Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh Prabowo menyampaikan soal teknis peminjaman sepeda oleh pengunjung, masih didiskusikan bersama beberapa pihak, termasuk pengelola TKP ABA. Yang jelas, kata dia, di sepanjang Jalan Malioboro-Titik Nol Kilometer nantinya ada semacam pos penempatan sepeda yang digunakan pengunjung. Pos tersebut dijaga oleh petugas Jogoboro.

Disinggung soal kendaraan shuttel Malioboro yang sempat diwacanakan. Syarif mengaku itu bukan kewenangannya. Pengadaan sepeda itu juga merupakan salah satu transportasi penghubung TKP ABA-Malioboro karena belum adanya shuttel seperti yang dijanjikan.

(Baca Juga : PARKIR MALIOBORO : Tarif di Titik Nol Naik 5-10 Kali Lipat)

Advertisement

Ia menambahkan pengadaan sepeda yang dibeli dari dana keistimewaan untuk sementara 20 unit seharga Rp60 juta. Namun tidak menutup kemungkinan ditambah pada tahun depan. Ia berharaf fasilitas sepeda itu bisa bermanfaat khususnya untuk pengunjung Malioboro dan semakin meramaikan TKP ABA.
Melihat kondisi TKP ABA yang belum ramai seperti TKP lainnya, Syarif pun tidak mematok tinggi pemasukan untuk kas daerah dari TKP ABA.

“Kami hanya menargetkan pendapatan dari TKP ABA sebesar Rp30 juta di 2017,” katanya.

Sementara itu Anggota Komisi B DPRD Kota Jogja, Supriyanto Untung menyambut baik pengadaan sepeda khusus Malioboro. Hanya, ia berharap pengadaan sepeda tidak sekedar seremonial melainkan ada kelanjutan.

Advertisement

“Takutnya setelah dibeli, tidak lama langsung masuk gudang karen tidak dipakai,” katanya.

Untung mengaku pendapatnya tersebut berkaca dari pengadaan sepeda oleh Pemerintah Kota Jogja, beberapa tahun lalu yang tidak maksimal. Ia meyakini banyak aset sepeda yang tidak digunakan lagi dari kecamatan, Pemerintah Kota Jogja, sampai DPRD. Pengadaan sepeda sempat marak saat program Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe (Sego Segawe).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif