Jogja
Senin, 7 November 2016 - 10:20 WIB

PENYAKIT SOPIR : Waspadalah, Banyak Sopir Angkutan Mengalami Hipertensi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemeriksaan kesehatan awak angkutan. (JIBI/Solopos/Antara/Dewi Fajriani)

Penyakir sopir harus diwaspadaia karena menyangkut keselamatan penumpangnya

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dinas Kesehatan Gunungkidul meminta kepada awak angkutan umum di Kota Wonosari untuk terus menerapkan pola hidup sehat. Imbauan ini mengacu pada hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada Sabtu (5/11/2016), di mana mayoritas kru menderita hipertensi.

Advertisement

Sekretaris Dinas Kesehatan Wonosari Dewi Irawaty mengatakan, kegiatan pemeriksaan kesehatan itu dilakukan sebagai rangkaian untuk memeringati Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November mendatang.

Dari kegiatan itu, dilakukan pemeriksaan terhadap 51 kru angkutan di Kota Wonosari. “Yang kita periksa menyeluruh mulai dari sopir, kernek hingga kondektur,” kata Dewi kepada wartawan.

Menurut dia, dari pemeriksaan itu ditemukan fakta yang cukup mengagetkan karena mayoritas kru teridentifikasi terkena hipertensi atau darah tinggi. Baginya temuan ini harus menjadi catatan, sebab kru angkutan merupakan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi yang berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia.

Advertisement

Untuk itu, Dewi meminta kepada awak angkutan ini menjaga kesehatan. Salah satunya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Penerapan ini sangat dibutuhkan untuk menghindarkan mara bahaya atau hal-hal yang tak diinginkan, terutama saat bekerja, di mana banyak bersinggungan dengan orang banyak.

“Penyakit hipertensi harus diwaspadai karena jika fatal bisa berujung pada kematian,” tuturnya.

Gejala hipertensi, menurut Dewi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya berkaitan erat dengan urusan pekerjaan, mulai dari tuntutan untuk bertahan hidup hingga bayang-bayang kejaran setoran yang harus diberikan ke pemilik angkutan setiap harinya.

Advertisement

“Semua bisa saling berkaitan sehingga ini haru jadi perhatian bersama. Sebab jika terus dibiarkan justru bisa membahayakan diri sendiri, penumpang hingga pengguna jalan lainnya,”  tuturnya.

Sementara itu, salah seorang sopir angkutan Ngadiyo mengakui sudah memiliki riwayat hipertensi. Bahkan sejak dua hari sebelum adanya pemeriksaan itu, ia sudah menduga penyakitnya itu kambuh. “Untuk itu saya ikut tes dan hasilnya benar karena tensi darah mengalami kenaikan dan mencapai 170 per 100,” paparnya.

Dia mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan itu direkomendasikan untuk istirahat dan tidak boleh mengemudikan kendaraan. “Wah saya tidak bisa bekerja karena oleh dokter disarankan untuk beristirahat. Mungkin darah saya naik tidak lepas dari tututan pekerjaan dan sepinya penumpang,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif