News
Minggu, 6 November 2016 - 18:30 WIB

DEMO 4 NOVEMBER : "Hentikan Teka-Teki Politik Jokowi dan SBY!"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden ke-6 RI, SBY, Salat Maghrib Berjemaah dengan Prabowo dan Jokowi beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Demo 4 November masih menyisakan teka-teki politik antara Jokowi dan SBY. DPR meminta hal itu dihentikan.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak mengeluarkan teka-teki politik terkait demo 4 November 2016 lalu.

Advertisement

Menurutnya, mengungkap identitas aktor-aktor politik yang disebut menunggangi aksi demo itu jauh lebih baik guna menurunkan tensi politik.
Tudingan Presiden Joko Widodo bahwa ada aktor politik yang menunggangi aksi damai itu membuat masyarakat bingung.

“Masyarakat benar-benar dibuat bingung, karena baik Presiden Jokowi maupun mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) sama-sama menyajikan teka-teki yang tidak mudah untuk ditebak. Dan, teka-teki ini membuat suasana politik makin tidak menentu,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (6/11/2016).

Dia menjelaskan bahwa teka-teki itu mulai disajikan oleh Presiden Jokowi ketika Presiden mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada akhir Oktober lalu. SBY pun tba-tiba kemudian mengunjungi Menko Polhukam Wirandan malam harinya bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Advertisement

“Di luar dugaan, keesokan harinya atau Rabu [2/11/2016], SBY menyelenggarakan konferensi pers di Cikeas. Menurut SBY, berbahaya jika ada informasi intelijen bahwa rencana aksi unjuk rasa pada Jumat digerakkan atau didanai oleh pihak tertentu atau partai politik,” ujarnya. Baca juga: SBY Sebut “Unjuk Rasa Sampai Lebaran Kuda”, Pengamat: Itu Provokasi.

“Masyarakat binggung, mengapa SBY tiba-tiba begitu emosional terkait dengan rencana aksi damai 4 November itu. Apalagi, SBY juga tidak menyebut identitas pihak yang dituding membiayai aksi itu dan juga siapa yang menuduh,” tambahnya.

Politikus Partai Golkar itu menyarankan agar Presiden Jokowi dan SBY menempuh jalur hukum. Pasalnya, dikhawatirkan akan terjerat dalam menyebar fitnah atau kebohongan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif