Soloraya
Minggu, 6 November 2016 - 13:40 WIB

ASAL USUL : Batu Besar Jadi Penanda Desa Selokaton

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kades Selokaton, Sutarman, melihat lokasi batu besar dan pohon asam tua yang menjadi simbol desa tersebut, Kamis (3/10/2016). (JIBI/Solopos/Dokumentasi Pemdes Selokaton)

Asal usul kali ini membahas Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR — Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, terletak di utara Kota Solo. Wilayah desa yang terdiri atas enam dusun ini dibelah jalan Solo-Purwodadi yang sudah ada sejak zaman dulu kala.

Advertisement

Jalan Solo-Purwodadi dulunya masih berupa jalan setapak dan merupakan jalur utama warga dari kawasan utara Kota Bengawan yang hendak ke Keraton Kasunanan Surakarta. Begitu pun sebaliknya.

Di kanan-kiri jalan saat itu masih berupa hutan. Saat melintas di Selokaton, masyarakat akan melihat dua batu besar di bawah pohon asam, tidak jauh dari jalan yang mereka lalui.
Batu besar itu menjadi penanda lokasi.

Dalam perkembangannya, lokasi keberadaan batu besar tersebut berada diberi nama Dusun Selokaton, Desa Selokaton. Dalam sejarahnya, di dusun tersebut terdapat banyak bebatuan yang terkubur tanah. Setiap tanah digali pasti ditemukan batu. Tak ada yang tahu pasti asal muasal bebatuan itu di Selokaton.

Advertisement

“Warga yang menggali tanah untuk pertanian atau lainnya pasti menemukan banyak batu. Dalam prosesnya, batu-batu itu dijual oleh warga,” ujar Kadus Selokaton, Suwarto, Rabu (2/11/2016).

Konon, batu tersebut beberapa kali menjadi tempat persinggahan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa saat melakukan perjalanan ke utara. Cerita itu menyebar di kalangan masyarakat setempat.

Kades Selokaton, Sutarman, menafsirkan nama “Selokaton” berasal dari kata “selo” atau batu, dan “katon” atau terlihat. Jadi nama Selokaton merujuk tempat di mana terlihat batu besar.

Advertisement

“Batu besar ini menjadi tetenger bagi masyarakat yang dulu lewat di jalan Solo-Purwodadi. Dulu kan orang-orang lewatnya sini kalau mau ke Keraton Solo, atau sebaliknya,” terang dia.

Hingga kini keberadaan dua batu besar tersebut terus diuri-uri masyarakat sekitarnya. Masyarakat membuat pagar keliling di lokasi keberadaan dua batu dan pohon asam tersebut.

Pada waktu-waktu tertentu digelar prosesi bersih dusun di lokasi itu. Menurut Sutarman, penduduk Dusun Selokaton sekitar 1.500 jiwa. Sedangkan penduduk Desa Selokaton 9.100 jiwa.

Desa Selokaton berbatasan dengan Desa Wonorejo di sisi selatan, Desa Bulurejo di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi barat, serta Desa Jatikuwung dan Rejosari di sebelah timur. Karena kondisi lahannya kurang begitu subur, Selokaton tumbuh menjadi daerah industri. Keberadaan sejumlah pabrik telah menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif