News
Minggu, 6 November 2016 - 21:00 WIB

2 WNI Diculik Lagi, 6.000 ABK Indonesia Incaran Separatis Filipina?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peta perairan Sabah dan Filipina Selatan. (Google Map)

Sebanyak 2 WNI kembali diculik di perairan Sabah dekat perbatasan Filipina. Kelompok separatis Filipina masih mengincar.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengonfirmasi kabar 2 orang warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban penculikan yang diduga dilakukan kelompok separatis di perairan Sabah, Kinabalu, Malaysia, Sabtu (5/11/2016).

Advertisement

Dalam pernyataannya yang dikutip setkab.go.id, kedua WNI itu bekerja di dua kapal Malaysia secara legal, yaitu Kapal SSK 005 20F dan Kapal SN 1154/4F. Kedua kapal itu dinakhodai oleh kapten yang merupakan WNI asal Buton, Sulawesi Selatan.

Sejak menerima informasi tersebut, menurut Menlu, tim di KJRI Kinabalu dan KJRI Tawau, serta Kemenlu di Jakarta, sudah bergerak untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dan juga melakukan koordinasi dengan otoritas setempat. Sebagian awak kapal lainnya lolos dari penculikan.

“Pada hari ini saya terus memantau. Tim kita terutama yang dari KJRI kota Kinabalu yang sudah berada di Sandakan, Sabah, untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai kejadian dengan satu, pihak keamanan Malaysia. Yang kedua [pembicaraan] dengan pemilik kapal, dan yang ketiga dengan 6 anak buah kapal yang bebas,” kata Retno kepada wartawan seusai mendampingi Presiden Jokowi melakukan teleconference, di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (6/11/2016) siang.

Advertisement

Pada Minggu pagi, Menlu mengaku telah melakukan komunikasi dengan penasihat khusus Presiden Filipina untuk masalah perdamaian dan isu di Filipina Selatan. Hal itu dilakukan untuk bertukar pikiran mengenai adanya kasus penculikan kembali.

“Jadi kita semuanya sudah bergerak menghubungi semua otoritas, dan tim kita sudah ada di lapangan. Tentunya pertama untuk mendapatkan informasi selengkapnya mengenai situasinya. Dan yang kedua adalah untuk memetakan tindakan selanjutnya,” jelas Retno.

Kementerian Luar Negeri, lanjut Menlu, juga sudah menghubungi salah satu keluarga WNI yang menjadi korban penculikan untuk menginformasikan mengenai adanya kejadian ini. Sementara satu keluarga sekarang masih terus dihubungi. Saat ini terdapat kurang lebih 6.000 ABK WNI yang bekerja secara legal di kapal-kapal ikan Malaysia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif