News
Kamis, 3 November 2016 - 02:10 WIB

KERAJINAN BELANGKON SOLO : Banjir Order Gara-Gara Reporter

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kesibukan pengrajin belangkon di sentra kerajinan belangkon Serengan, Solo, Rabu (2/11/2016). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Kerajinan Belangkon Solo, pengrajin belangkon di Serengan kebanjiran order setelah ada reporter televisi pakai belangkon saat siaran.

Solopos.com, SOLO –– Latif Nur Hadi sedari pagi sudah berkutat dengan kuas dan palunya. Pesanan 80 belangkon harus dia selesaikan hari itu juga.

Advertisement

Kuas itu untuk mengolesi potongan-potongan kain dengan lem kanji. Potongan-potongan kain tersebut disatukan menjadi sebuah belangkon di dalam cetakan dari kayu jati.

Belum rapat benar belangkon tersebut, karena belum kering. Ia pun mematri bagian belangkon tersebut dengan paku dan kayu. Selanjutnya, ia menjemur belangkon di depan rumahnya agar kering.

Advertisement

Belum rapat benar belangkon tersebut, karena belum kering. Ia pun mematri bagian belangkon tersebut dengan paku dan kayu. Selanjutnya, ia menjemur belangkon di depan rumahnya agar kering.

Latif adalah salah satu dari 17 pengrajin belangkon di Kelurahan Serengan. Di kawasan sentra pengrajin belangkon tersebut, pengrajin terbagi menjadi dua yakni pengrajin belangkon suvenir dan pengrajin belangkon khusus acara adat.

Latif termasuk pengrajin belangkon suvenir. Rumahnya di RT 003 RW 006, Makam Bergolo, Serengan, Solo. Bersama ketiga karyawannya, dia sampai kewalahan meladeni pesanan belangkon yang melonjak.

Advertisement

Corak yang paling diminati pelanggan saat ini adalah corak solo samurai. “Saya biasanya bikin dua model belangkon, yakni belangkon model Surakarta dan belangkon model Yogyakarta. Kalau coraknya ada banyak sekali. Semua motif batik bisa dibikin corak. Tergantung yang lagi ngetren apa,” sambung dia.

Saat ditanya ke mana belangkon-belangkonnya dipasarkan, Latif mengaku kurang tahu. Dia hanya membikin pesanan dari para tengkulak yang dikenalnya saat berjualan di Pasar Klewer.

Kini ia tak perlu menjajakan produknya di Pasar Klewer karena para tengkulak sudah biasa mengambil belangkon bikinannya di rumahnya.

Advertisement

“Belangkon model Surakarta saya jual Rp200.000 per 20 buah. Sedangkan model Yogyakarta saya jual Rp250.000 per 20 buah,” tambah dia.

Salah satu pengrajin belangkon khusus upacara adat, Djazuli, mengatakan produksi belangkonnya tidak terpengaruh tren pasar. Dalam sehari, dia tetap memproduksi 20 belangkon.

“Harganya pun berbeda, menyesuaikan kain dan motif batik pesanan. Paling murah, saya menjual satu blangkon seharga Rp30.000. Sedangkan yang paling mahal, satu blangkon saya jual Rp150.000,” papar dia saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya di RT 002 RW 005 Potrojayan, Serengan, Solo.

Advertisement

Sejak 1976, dia memproduksi bermacam model belangkon seperti model belangkon Surakarta, model belangkon Yogyakarta, model belangkon Jatim, dan Madura, dan model belangkon Sunda.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif