Jateng
Kamis, 3 November 2016 - 19:50 WIB

DEMO 4 NOVEMBER : Anggap Soloraya Paling Rawan, Polda Kerahkan Polisi Berjilbab

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolda Jateng, Irjen Pol. Condro Kirono, saat memberikan pengarahan kepada anggotanya terkait pengamanan aksi demo 4 November di halaman depan Mapolda Jateng, Kamis (3/11/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-Humas Polda)

Demo 4 November juga akan digelar di beberapa tempat di Jateng, salah satunya Soloraya yang dianggap Polda Jateng paling berpotensi rusuh.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol. Condro Kirono menyebutkan ada enam wilayah di Jateng yang pada 4 November besok menjadi tempat digelarnya aksi demonstrasi menuntut Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diproses hukum karena dugaan menistakan agama Islam.

Advertisement

Kelima wilayah itu, yakni Solo, Karanganyar, Magelang, Pekalongan, Pati dan Kota Semarang. Namun dari enam wilayah itu, Kapolda menilai Soloraya yang paling rawan keributan.

Oleh karenanya, untuk aksi demo 4 November di Solo, Kapolda pun akan melakukan pengamanan lebih ketat dibandingkan lima wilayah lainnya. Jika di wilayah lainnya, Kapolda cukup menurunkan satu satuan setingkat kompi (SSK) yang merupakan gabungan personel Sabhara dan Brigade Mobil (Brimob), maka khusus di Solo akan diterjunkan pasukan dua kali lipat.

“Untuk di Soloraya kami akan menurunkan dua SSK. Selain satu SSK yang terdiri atas gabungan Sabhara dan Brimob, kami juga akan menerjunkan SSK Polwan. Para wanita polisi ini akan melakukan pengamanan dengan mengenakan jilbab,” ujar Kapolda kepada wartawan seusai memimpin apel siaga di depan Mapolda Jateng, Jumat (3/11/2016).

Advertisement

Kapolda menambahkan para wanita polisi berjilbab itu nanti akan diterjunkan langsung ke dalam rombongan demonstran. Mereka bertugas melakukan pengamanan secara persuasif dengan mengedepankan negosiasi.

Selain menurunkan para wanita polisi berjilbab, Kapolda juga memerintahkan anak buahnya untuk tidak membawa senjata berpeluru tajam dalam melakukan pengamanan. Bahkan sebelum melakukan pengamanan, pihaknya telah memerintahkan komandan di tiap-tiap pasukan serta petugas dari Propam untuk mengecek senjata yang akan digunakan para anggota Polri bertugas.

“Kami akan melakukan pengamanan secara persuasif dengan tidak menggunakan senjata berpeluru tajam. Selain itu kami juga lebih mengedepankan wanita polisi berjilbab,” terang Kapolda.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif