Jogja
Rabu, 2 November 2016 - 14:40 WIB

Sekolah Jadi Tempat Paling Rawan Pungli, Ada 59 Potensi!

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi lalu lintas anggota Polres Salatiga menunjukan spanduk anti pungutan liar di Salatiga, Jateng, Selasa (25/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Sekolah menjadi tempat paling rawan pungli

Harianjogja.com, BANTUL—Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan sekolah merupakan tepat yang paling rawan terjadinya pungutan liar (pungli). Dalam penelitinya Pukat mencatat sedikitnya terdapat 59 potensi pungli di setiap sekolah.

Advertisement

Peneliti Pukat UGM Hifdzil Alim memaparkan 59 potensi pungli yang terjadi di sekolah itu merupakan hasil dari laopran masyarakat dan juga penelitian di lapangan. Menurutnya 59 item itu selama ini terkesan dipaksakan dan dilakukan tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan.

“Misalnya ada sekolah yang tidak memiliki perencanaan bagus, lalu mengambil pembiayaan kepada wali murid di tengah jalannya pendidikan, bukan di awal,” jelasnya, usai mengisi diskusi tentang pencegahan korupsi dalam dunia pendidikan di Gendung Induk, Kantor Bupati Bantul, Selasa (1/11/2016).

Menurut Hifdzil jika pungutan biaya pendidikan yang diambil pada tengah jalan pendidikan sudah dapat dikategorikan sebagai pungli.

Advertisement

Harusnya kata dia semua biaya pendidikan disampaikan di awal, dan dalam satu semester biaya yang dibebankan kepada wali murid tidak boleh berubah. Maka dari itu menurutnya sekolah harus memiliki perencanaan yang baik.

“Contohnya adalah study tour dalam satu semester itu ditentukan ke mana, dan biayanya berapa. Jadi sudah dapat dihitung terlebih dahulu pada saat awal semester. Jika satu anak butuhnya Rp200 ribu, ya sudah jumlah tersebut yang bayarkan,” papar Hifdzil.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif