Jogja
Rabu, 2 November 2016 - 07:40 WIB

KETAHANAN NASIONAL : 12 Provinsi di Indonesia Alami Pelemahan Ideologi

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bendera merah putih tanda persatuan Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara)

Indeks ketahanan nasional Indonesia mengalami penurunan dalam rentang waktu 2014-2015.

Harianjogja.com, JOGJA – Sebanyak 12 provinsi di Indonesia mengalami pelemahan ketahanan ideologi sehingga Indonesia terancam akan masuk dalam kategori “high warning”, kata seorang pejabat.

Advertisement

“Sebanyak 12 provinsi Indonesia mengalami pelemahan ketahanan ideologi dari tahun 2014-2015,” ujar Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo saat menjadi pembicara kunci dalam International Conference on Nusantara Philosophy yang diselenggarakan Fakultas Filasafat Universitas Gadjah Mada (UGM), di University Club UGM, Selasa (1/11/2016).

Ia menyebutkan indeks ketahanan nasional Indonesia mengalami penurunan dalam rentang waktu 2014-2015 terutama pada gatra ideologi. Pada tahun 2014 indeks gatra ideologi 2,30 menurun menjadi 2,23 pada tahun 2015.

“Penurunan ketahanan tersebut disinyalir sebagai dampak dari globalisasi,” kata dia seperti dikutip Antara.

Advertisement

Agus mengatakan dari 34 provinsi di Indonesia hanya 5 provinsi yang berada pada klasifikasi cukup tangguh, 28 provinsi berada dalam klasifikasi kurang tangguh, serta dalam pengukuran tersebut belum memasukkan Provinsi Kalimantan Utara.

Sedangkan dalam indeks kerapuhan, Indonesia berada di urutan ke-86 dari 178 negara yang disurvei oleh The Fund for Peace.

“Indonesia menyandang predikat ‘elevated warning’ dan terancam akan masuk dalam kategori high warning. Karenanya, upaya penguatan ketahanan ideologi Pancasila penting dilakukan. Hal tersebut melalui penyempurnaan konsepsi yang menjangkau aspek implementasi konkrit,” jelasnya.

Advertisement

Ia mengatakan bahwa penguatan ketahanan ideologi Pancasila dapat ditempuh melalui penguatan metode penyampaian ideologi Pancasila yang bersifat indoktrinasi, tetapi dengan cara lebih luwes dengan relevansi kekinian.

Disamping itu diikuti dengan penguatan kelembagaan, sinergi cara pandang politik, serta dukungan politik dan anggaran untuk membangun ketahanan ideologi Pancasila, katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif