Soloraya
Senin, 31 Oktober 2016 - 06:00 WIB

IMPOR BERAS : KTNA Sragen: Semoga Bukan Cuma Retorika Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kanan) melihat proses panen raya padi di Trayu, Banyudono, Boyolali, Sabtu (29/10/2016). (Burhan Aris Nugraha//JIBI/Solopos)

Pemerintah menjamin tak ada impor beras hingga akhir tahun. KTNA Sragen berharap hal itu bukan sekedar retorika Presiden Jokowi.

Solopos.com, SRAGEN — Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen Suratno berharap janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak mengimpor beras bukan sekadar retorika.

Advertisement

Suratno berharap Jokowi konsisten dengan ucapannya saat mendatangi peringatan Hari Pangan Sedunia di Boyolali Sabtu (29/10/2016) lalu. Apabila ucapan Jokowi benar-benar bisa direalisasikan, kata Suratno, kebijakan itu menjadi kabar yang menyenangkan kalangan petani.

“Mudah-mudahan itu betul. Saya harap Pak Jokowi mau konsisten dengan ucapannya. Saya harap itu bukan retorika. Pak Jokowi harus mengintruksikan kepada instansi terkait khususnya Kementerian Perdagangan untuk tidak mengimpor beras,” jelas Suratno kepada Solopos.com, Minggu (30/10/2016).

Suratno menegaskan sebetulnya hasil panen dari petani di Tanah Air cukup melimpah. Menurutnya, produktivitas beras itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan di Tanah Air. Bahkan, kata dia, seharusnya pemerintah bisa mengekspor beras yang diserap dari petani Tanah Air.

Advertisement

“Hasil panen petani saat ini itu bagus. Khususnya di Sragen, berasnya berkualitas tinggi. Namun, sayangnya harga beras kurang berpihak kepada petani. Kebijakan impor beras semakin menyengsarakan petani karena harga jualnya jatuh. Sama ketika pemerintah mengimpor cabai, bawang, gula dan lain-lain. Produk asli Tanah Air justru jatuh karena masuknya komoditas itu dari luar negeri,” terang Suratno.

Suratno menilai ada faktor X yang melatarbelakangi impor beras yang pernah dilakukan pemerintah. Dia menuding ada kepentingan segelintir orang yang ingin meraup untung dengan kebijakan impor beras itu. “Saya sebut itu faktor X. Itu kepetingan dari pihak-pihak yang ingin meraup untung,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif