SOLOPOS.COM - Tiga pasangan cagub-cawagub yang akan berlaga dalam Pilkada Jakarta (istimewa)
Pilkada Jakarta dimulai. Ketiga calon punya slogan sendiri, ada salam Jakarta, salam 2 jari, dan pantun dari Agus Harimurti.
Solopos.com, JAKARTA — Seluruh kandidat gubernur-calon gubernur DKI Jakarta telah mendapatkan nomor urutnya dalam pengundian di JI Expo, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/2016) malam. Nomor-nomor itu pun langsung jadi materi yang akan diusung dalam kampanye masing-masing pasangan.
“Selamat pagi, semalam saya dan Pak Djarot mendapat nomor urut 2,” tulis akun Twitter Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), @basuki_btp, Rabu (26/10/2016) pagi.
Selasa malam, Ahok memang tak memberikan pernyataan apapun seusai mendapatkan nomor urut 2. Dia menyerahkan kesempatan orasi pertama setelah penetapan nomor urut itu kepada pasangannya, Djarot Saiful Hidayat. “Salam dua jari, salam dua periode, Basuki-Djarot kerja-kerja-menang,” kata Djarot menutup orasi.
Selasa malam, Ahok memang tak memberikan pernyataan apapun seusai mendapatkan nomor urut 2. Dia menyerahkan kesempatan orasi pertama setelah penetapan nomor urut itu kepada pasangannya, Djarot Saiful Hidayat. “Salam dua jari, salam dua periode, Basuki-Djarot kerja-kerja-menang,” kata Djarot menutup orasi.
Mendapatkan kesempatan kedua berbicara setelah Agus Harimurti Yudhoyono, Djarot meminta pendukungnya agar tidak memasang baliho atau poster dukungan di tembok, pohon, atau tiang listrik. Hal ini sekaligus menegaskan pencapaian program pembersihan kali-kali dan penertiban ruang terbuka hijau di Jakarta.
“Jakarta sudah bersih, kali-kali sudah bersih, taman-tamannya baik. Mari kita jaga betul kebersihan kita semua, tunjukkan betul kedewasaan kita dalam berdemokrasi. Saya yakin pendukung Basuki-Djarot bisa menjadi teladan, contoh, bisa jadi panutan, yang memberikan cahaya kepada seluruh warga DKI Jakarta,” kata Djarot.
“Saya Agus Harimurti beserta Bu Sylviana Murni, menyatakan siap berkompetisi secara sehat dan demokratis. Alhmadulillah setelah undian, kami dapat nomor 1. Ini nomor yang baik, saya meyakini semua nomor baik, tinggal bagaimana kita memakainya,” kata Agus.
Agus mengaku menghargai pendapat khalayak tentang makna nomor urut tersebut, namun yang utama adalah visi dan misinya. “Mungkin banyak orang yang mengutak-atik itu bagian dari perhatian publik bagi kami. Yang penting adalah visi dan misi yang ditawarkan, menuju Jakarta yang lebih baik, menjadikannya rumah bagi semua. Jakarta untuk rakyat,” lanjut Agus.
Agus menutupnya dengan sebuah pantun. “Jalan-jalan ke Pasar Baru, banyak orang menyapa. Alhamdulliah dapat nomor satu, sukses untuk Jakarta.”
Hal agak berbeda ditampilkan pasangan nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Anies menyebut Jakarta adalah “kita”. “Pilkada ini bukan Anies, bukan Sandiaga, bukan Basuki, bukan Djarot, bukan Agus Harimurti, bukan Sylviana. Pilkada ini tentang Jakarta, masa depan Jakarta,” kata Anies.
Anies mengatakan Jakarta memiliki sejarah panjang dan bukan tiba-tiba menjadi kota penuh beton. Dia mengingatkan sejarah Jakarta sebagai tempat Sumpah Pemuda dan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
“Kami di sini bukan untuk kami. Kami di sini untuk mengahadirkan harapan kota ini maju bersama, maju kotanya, bahagia warganya. Kita ingin warga bahagia, ada peradaban, kebudayaan, kita harus cerdas, ada ekspresi seni, dan ruang untuk keluarga. Ini sebagai kota masa depan,” katanya.
Anies mengakhirinya dengan salam yang tak memuat unsur nomor 3. “Maka kita jaga kebinekaan, mari kita pikirkan warganya, bahagiakan warganya, dan kita lakukan dengan Salam Jakarta.”
Sandiaga pun ikut memberikan pidato yang kali ini memuat unsur nomor 3. “Pada 15 Februari 2017 nanti, warga cukup sisihkan waktu 3 detik untuk pilih kami. Kami akan layani seluruh warga tanpa kecuali selama 5 tahun, 5 tahun penuh kebahagiaan.”