News
Rabu, 26 Oktober 2016 - 14:30 WIB

KISAH INSPIRATIF : Rajin Sekolah, Gelandangan Penjual Bunga Raih Beasiswa ke Jerman

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Daniel Dejapin saat lulus SMA (Rappler

Kisah inspiratif kali ini membahas Daniel Dejapin yang berhasil mendapat beasiswa ke Jerman.

Solopos.com, MANILA – Kerja keras akan selalu membuahkan hasil maksimal. Hal itu terbukti pada Daniel Dejapin, 21, pria asal Manila, Filipina. Kondisi keluarga yang kurang mampu tak menyulutkan semangan Daniel.

Advertisement

Kondisi keluarga membuat Daniel harus hidup di jalanan sejak usia enam tahun. Tak mau terlarut-larut dalam kesusahan, Daniel Dejapin belajar giat hingga akhirnya mendapat beasiswa kuliah di Jerman pada 2014.

Dilansir Viral4real, Selasa (25/10/2016), Daniel menyebut orang tua kurang memperhatikan dirinya saat masih kecil. Hal ini membuat Daniel memilih untuk pergi dari rumah dan hidup di jalanan. Daniel bermain-main di jalanan, tidur di pinggir jalan, melakukan semua aktivitas rutinnya di jalanan.

Advertisement

Dilansir Viral4real, Selasa (25/10/2016), Daniel menyebut orang tua kurang memperhatikan dirinya saat masih kecil. Hal ini membuat Daniel memilih untuk pergi dari rumah dan hidup di jalanan. Daniel bermain-main di jalanan, tidur di pinggir jalan, melakukan semua aktivitas rutinnya di jalanan.

Dikutip Solopos.com dari Rappler, meski pergi dari rumah, Daniel tidak pernah meninggalkan sekolahnya. Daniel merasa suka saat di sekolah karena banyak teman dan suka gemar mengikuti proses belajar.

“Saya tidak pernah membolos sekolah,” ungkap Daniel seperti dikutip Rappler.

Advertisement

Daniel menjual bunga mawar mulai jam delapan malam hingga dini hari. Pukul 04.00 pagi Daniel menuju ke SD Aurora Quezon, tempatnya bersekolah. Daniel biasanya tidur di bangku pinggir sekolah sebelum sekolah dibuka. Pukul 06.00 pagi saat aktivitas di sekolah mulai terlihat, Daniel akan bangun. Saat Daniel kelas tiga, ada guru yang berbaik hati untuk memberikan pelajaran tambahan kepada Daniel di sore hari sebelum mulai menjual bunga.

Daniel juga memiliki perhatian besar dalam dunia pendidikan. Buktinya, saat berusia sembilan tahun ia bergabung dengan Ate Claire untuk menjadi pengajar anak-anak jalanan yang lebih muda dari Daniel.

Pada usia 14 tahun Daniel memutuskan untuk kembali ke rumah. Ia melihat ibunya tela berubah ke arah positif saat sesekali pulang ke rumah menengok sauradanya. Prestasi Daniel di dunia pendidikan terus berlanjut hingga pada 2014 ia lulus berkat beasiswa dari SMA Internasional Aguinaldo.

Advertisement

Saat berada di SMA Internasional Agunaldo, Daniel kenal dengan pria dari Kanada bernama Tim Boulton. Dari situ peluang beasiswa Daniel terbuka. Tim Boulton menyuruh Daniel untuk mengajukan beasiswa dalam program United World College (UWC).

UWC adalah beasiswa yang berusaha mengumpulkan remaja dari seluruh dunia untuk mempromosikan perdamaian. Hanya diberi waktu tiga hari untuk membuat esai pengajuan beasiswa, Daniel menembus tahap pertama seleksi.

Seleksi kedua berfokus pada talenta individu. Meski sempat pesimis karena menganggap pesaingnya jauh lebih bagus, Daniel akhirnya terpilih. Dia memparodikan momen-momen terberat dalam hidupnya saat menjual bunga di jalanan.

Advertisement

Daniel akhirnya kuliah di Robert Bosch United World College dengan status beasiswa penuh. Kini dengan segudang prestasi yang dimilikinya, orang tua Daniel telah berubah dan lebih memperhatikan anak-anak mereka.

(Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif