Jogja
Rabu, 26 Oktober 2016 - 20:55 WIB

HARI SANTRI NASIONAL : Ponpes Sunan Kalijaga akan Gelar Halaqah di Harian Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KH R Najib Abdul Qodir bersama para kyai dan santri Ponpes al-Munawwir Krapyak menerima kirab resolusi jihad PBNU beberapa waktu lalu. (Foto istimewa)

Hari santri nasional akan diperingati Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Gesikan, Bantul dengan menggelar diskusi atau halaqah

Harianjogja.com, JOGJA—Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Gesikan, Bantul akan menggelar diskusi atau halaqah sebagai bagian dari perayaan Hari Santri Nasional, di Griya Harian Jogja, Kamis (27/10/2016).

Advertisement

Mengangkat tajuk Resolusi Konflik dan Intoleransi di Yogyakarta: Ikhtiar Meneguhkan Damai dalam Kebhinekaan, diskusi yang bersifat terbatas ini digelar sebagai bentuk keprihatinan munculnya tindak kekerasan yang didasari sikap intoleransi di wilayah DIY.

“Munculnya tindak kekerasan, penyerangan, perusakan, siar kebencian terhadap kelompok berbeda, halangan pendirian rumah ibadah dan berbagai bentuk intoleransi terus terjadi di DIY, jelas melanggar hukum dan norma-norma lainnya,” kata Ketua Panitia Halaqah, Beny Susanto dari Ponpes Sunan Kalijaga, Selasa (25/10/2016).

Diskusi yang akan dimulai pukul 12.00 WIB ini, kata dia, setidaknya menjadi sebuah upaya mengungkap akar persoalan terjadinya tindakan intoleransi yang memunculkan konflik horizontal di tengah masyarakat serta menggali pemikiran sebagai solusi ke depan.

Advertisement

“DIY selama ini mencitrakan diri sebagai city of tolerance dan sering dianggap sebagai miniatur Indonesia. Sehingga jika tindakan intoleransi yang memicu konflik dan kekerasan di tengah masyarakat dibiarkan terus berlangsung, hal itu akan akan merugikan masyarakat dan meruntuhkan citra DIY itu,” kata putra kedua dari pendiri Ponpes Sunan Kalijaga, KH Abdus Shomad itu.

Pembicara yang diundang dalam diskusi ini antara lain Kapolda DIY Brigjen Pol. Prasta Wahyu Hidayat, mantan presiden Indonesian Conference on Religiond and Peace (ICRP) KH Abdul Muhaimin, KH Jadul Maula (PB Lesbumi Jakarta) dan Joko Santoso (Wakil Sekretaris Tanfidziyah PWNU DIY).

Acara ini juga mengundang sejumlah wakil dari berbagai elemen masyarakat sebagai peserta, antara lain sejumlah ulama, pendeta, tokoh masyarakat, akademisi, santri dan perwakilan lembaga swadaya masyarakat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif