News
Rabu, 26 Oktober 2016 - 19:00 WIB

Ada Pusat Studi ASEAN, UNS Jadi "Ibu Kota" Penelitian Asia Tenggara

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo UNS. (uns.ac.id)

Pusat Studi ASEAN kini muncul di UNS. Kampus ini pun menjadi pusat penelitian terkait isu-isu organisasi Asia Tenggara itu.

Solopos.com, SOLO — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bersama Direktorat Jenderal (Ditjen) Kerja Sama ASEAN (KSA) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) meresmikan Pusat Studi ASEAN (PSA) sebagai salah satu pusat penelitian atau research centre di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS Solo, Rabu (26/10/2016).

Advertisement

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) peresmian PSA tersebut dilakukan Direktur Jenderal (Dirjen) Kerja Sama ASEAN (KSA) Kemenlu, Jose Tavares, dan Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi, di Gedung Pusdiklat UNS Solo. PSA UNS tercatat sebagai PSA ke-21 di Indonesia dan merupakan bagian dari rangkaian Kegiatan Ditjen KSA Kemlu RI di Kota Solo.

Dirjen KSA yang juga menjabat sebagai Duta Besar (Dubes) ASEAN, Jose Tavares, mengemukakan, PSA merupakan inisiatif Kemenlu dalam memasyarakatkan Masyarakat ASEAN di tingkat nasional. PSA diharapkan dapat menjadi mitra andal pemerintah dalam upaya penyebarluasan informasi mengenai perkembangan terkini ASEAN dan memperoleh masukan serta rekomendasi bagi penyusunan kebijakan.

PSA juga diharapkan menjadi wadah yang dapat memberikan kesetaraan akses bagi masyarakat, terutama kalangan akademisi, untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses perwujudan Masyarakat ASEAN. Sejak implementasi Masyarakat ASEAN 31 Desember 2015 lalu, para pemimpin ASEAN semakin mengintensifkan upaya bersama mewujudkan ASEAN sebagai organisasi yang rules-based (berbasis aturan), people-centered (berpusat pada masyarakat) dan people-oriented (berorientasi masyarakat).

Advertisement

ASEAN semakin dituntut untuk dapat memberikan manfaat konkret bagi masyarakat umum. Dalam usaha pencapaian dimaksud, diperlukan pemahaman dan rasa kepemilikan bersama di antara semua pemangku kepentingan dan anggota masyarakat mengenai arti penting dan manfaat Masyarakat ASEAN,” paparnya kepada wartawan.

Menurutnya, PSA di perguruan tinggi tersebut akan meningkatkan kerja sama bidang ilmiah. Sebab proses mempelajari integrasi di kawasan ASEAN, maupun dunia biasanya dilakukan lembaga pendidikan tinggi, sebagai lembaga intelektual, sehingga akan mampu memberikan masukan bagi kebijakan yang akan diambil pemerintah.

“Pemerintah akan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pemikiran tajam akademisi yang out the box, nah region integration di kawasan seperti apa, di sinilah peran PSA, dengan perannya, penelitian ilmiah harus dilakukan,” jelasnya.

Advertisement

Sumbangan pemikiran perguruan tinggi dalam pertemuan juga sangat penting, terutama dalam meminimalisasi konfrontasi antarnegara yang seringkali terjadi. Di sisi lain, dalam situasi kompetisi dan persaingan ekonomi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, lanjutnya, setiap negara di kawasan ASEAN dituntut memiliki daya saing tinggi, profesionalisme, dan penguasaan bahasa.

Menurutnya, masyarakat harus bisa melihat peluang besar di kawasan ASEAN dengan 620 juta penduduknya. “Masyarakat Indonesia juga harus melihat peluang pasar bukan hanya 250 juta penduduk. Tetapi jumlah penduduk kawasan ASEAN yang mencapai 620 juta lebih. Saat ini sudah ada 720 perusahaan Indonesia yang masuk negara-negara ASEAN. Tapi jumlah itu masih kurang,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi, mengatakan, PSA UNS Solo, merupakan pusat studi ke-23 yang ada di LPPM UNS dengan Ketua Agung Setiawan. “PSA merupakan mitra utama Kemenlu dalam memasyarakatkan ASEAN, apalagi organisasi dengan anggota 10 negara semakin dituntut dapat memberikan manfaat konkret bagi masyarakat umum.

Ravik mengakui, sampai saat ini, dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi, belum sepenuhnya siap menghadapi MEA yang telah diberlakukan hampir satu tahun terakhir. Untuk itu, PSA UNS diharapkan mampu memberikan informasi dan pemahaman yang benar dan memanfaatkan peluang integrasi masyarakat ASEAN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif