Soloraya
Selasa, 25 Oktober 2016 - 19:15 WIB

WISATA SOLO : Disbudpar Kesulitan Susun Kalender Event, Ini Sebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung berfoto selfie dengan instalasi payung di kompleks Taman Balekambang, Solo, Selasa (20/9/2016). Instalasi payung sudah menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berfoto meskipun acara Festival Payung Nusantara 2016 dimulai Jumat (23/9/2016). (JIBI/Solopos/Ivanovich Aldino)

Wisata Solo ini terkait kesulitan Disbudpar menyusun agenda event.

Solopos.com, SOLO – Pengembangan wisata Solo terus dilakukan namun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo kesulitan merilis kalender event pada pertengahan tahun.

Advertisement

Kabid Promosi Pariwisata Disbudpar Solo, Budi Sartono, menilai kalender event idealnya dirilis sejak enam bulan atau setahun sebelum memasuki tahun baru. Disbudpar Solo selama ini baru bisa memublikasikan kalender event pada akhir bulan menginjak tahun baru.

“Dari dulu saya berpikir penyusunan kalender event memang seharusnya bisa final sejak enam bulan atau setahun sebelum masuk tahun berikutnya. Hal ini penting untuk mengoptimalkan promosi agenda wisata di Solo jauh-jauh hari. Tapi sekarang kami belum bisa. Kami baru bisa cetak kalender event Desember,” kata Budi di kantor Disbudpar Solo, Selasa (25/10/2016).

Budi membeberkan Disbudpar tidak bisa menyusun kalender event jauh-jauh hari karena sebagian besar event yang terselenggara di Kota Bengawan masih mengandalkan pendanaan dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD).

Advertisement

“Banyak event di Solo yang masih tergantung APBD. Sementara APBD belum bisa ditentukan tahun sebelumnya. Kalau seperti itu saya kan enggak bisa menyusun kalender event jauh-jauh hari. Kalau kalender event langsung disusun, tiba-tiba nanti penganggaran tidak disetujui, malah bisa menimbulkan kerancuan atau kebingungan,” jelas Budi.

Budi mendorong penyelenggaran event di Solo harus benar-benar dimiliki masyarakat. Artinya, lanjut dia, pendanaan dalam penyelenggaraan event tidak boleh lagi mengandalkan keuangan daerah.

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, menilai kalender event memang idealnya diluncurkan enam bulan sebelum memasuki tahun baru atau pada pertengah tahun.

Advertisement

Daryono menjabarkan beberapa event di Solo yang paling banyak menyedot wisatawan pada 2016, antara lain SIPA, Festival Payung, Solo Indonesia Culinary Festival, Haul Habib Ali, Kirab Malam 1 Suro. Selain itu, menurut dia, penyelanggaraan Rock In Solo juga cukup banyak dinantikan oleh banyak orang dari luar daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif