Jateng
Selasa, 25 Oktober 2016 - 13:50 WIB

NARKOBA SEMARANG : Kepala LP Kedungpane Akui Sulit Antisipasi Narkoba di Penjara

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala LP Kelas 1 A, Kedungpane, Semarang, Taufiqurahman (kiri), saat menghadiri sesi jumpa pers di Kantor BNN Provinsi Jateng, Semarang, Senin (24/10/2016). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Narkoba peredarannya di LP Kedungpane, Semarang cukup marak dan sulit diatasi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas 1 A, Kedungpane, Semarang, Taufiqurohman, membenarkan jika peredaran narkoba di dalam penjara itu masih marak saat ini. Meski demikian, ia mengaku cukup kesulitan menghentikan peredaran narkoba di LP Kedungpane, terutama yang dikendalikan oleh warga binaan.

Advertisement

Seperti diberitakan semarangpos.com sebelumnya, kasus peredaran narkoba di LP Kedungpane berhasil terungkap oleh aparat Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Jumat (21/10/2016). Dalam operasi itu, aparat BNN Provinsi Jateng berhasil mengamankan seorang warga binaan LP Kedungpane, Catur Setiono, yang diduga menjadi otak di balik peredaran narkoba jenis sabu-sabu dalam penjara.

Terkait kasus itu, Taufiqurahman merasa prihatin. Terlebih lagi, peredaran narkoba yang dikendalikan Catur itu juga menyeret seorang anggota sipir LP Kedungpane berinisial ADA.

Advertisement

Terkait kasus itu, Taufiqurahman merasa prihatin. Terlebih lagi, peredaran narkoba yang dikendalikan Catur itu juga menyeret seorang anggota sipir LP Kedungpane berinisial ADA.

ADA bertugas membawa masuk narkoba jenis sabu-sabu itu ke dalam penjara untuk diserahkan ke Catur. Selain ADA, aparat BNN Provinsi Jateng juga berhasil mengamankan T, warga RT 006/RW 001, Asrama Sidodadi, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, yang bertindak sebagai kurir sabu-sabu.

“Tentu kami sangat menyesali kasus ini. Tapi memang kami akui peredaran narkoba di LP Kedungpane masih marak dan kami kesulitan untuk mengatasinya,” ujar Taufiqurahman saat menggelar jumpa pers di Kantor BNN Provinsi Jateng, Senin (24/10/2016) siang.

Advertisement

“Jumlah petugas kami saat ini adalah 181 orang. Itu sudah termasuk personel yang bertugas berjaga di pos-pos pemantau di sekitar LP. Jumlah ini jelas kurang banyak jika dibandingkan jumlah warga binaan di LP kami yang saat ini mencapai 1182 orang,” jelas Taufiqurahman.

Selain jumlah personel yang minim, Agus menyebutkan kesulitan lain adalah tak adanya peralatan untuk mendeteksi keberadaan telepon seluler. Telepon seluler ini kerap diselundupkan para tamu kepada warga binaan untuk berkomunikasi dengan pihak luar sehingga bisa mengendalikan peredaran narkoba dari balik jeruji penjara.

“Selain itu, warga binaan itu pintar-pintar. Saat kita mau gelar razia di kamar-kamar, mereka seperti sudah tahu dan langsung menyembunyikan telepon selulernya,” imbuh Taufiqurahman.

Advertisement

Kendati demikian, Taufiqurahman tak menyerah. Meski memiliki seabrek kendala pihaknya akan terus berupaya memberantas peredaran narkoba yang dikendalikan dari balik jeruji penjara LP Kedungpane Semarang.

“Kami akan lebih memperketat pemeriksaan kepada para pengunjung. Selain itu, kami juga akan lebih giat dalam menggelar operasi terhadap warga binaan,” tutur pria yang belum genap sepekan mengepalai LP Kedungpane Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif