Jogja
Selasa, 25 Oktober 2016 - 16:55 WIB

KASUS DB GUNUNGKIDUL : Seorang Balita Meninggal karena Demam Berdarah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Iluistrasi perawatan pasien DBD. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Kasus DB Gunungkidul merenggut nyawa seorang balita

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Otoritas Dinas Kesehatan Gunungkidul akan menyelidiki kasus kematian anak empat tahun di Dusun Sumberejo, Ngawu, Playen akibat Demam Berdarah (DB). Masyarakat harus menggencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Advertisement

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, penyelidikan kasus demam berdarah tersebut dilaksanakan oleh puskesmas.

“Jadi kalau ada kasus DB, entah meninggal dunia atau tidak maka puskesmas melakukan PE atau Penyelidikan Epidemologi,” terang Dewi Irawati, Senin (24/10/2016).

Advertisement

“Jadi kalau ada kasus DB, entah meninggal dunia atau tidak maka puskesmas melakukan PE atau Penyelidikan Epidemologi,” terang Dewi Irawati, Senin (24/10/2016).

Penyelidikan tersebut kata dia berupa pengecekkan kondisi lingkungan tempat terjadi kasus demam berdarah serta menggali di mana letak masalah yang menyebabkan terjadinya DB.

Selanjutnya pemerintah dapat melakukan fogging atau pengasapan serta PSN di lokasi tersebut. “Kami juga punya obat-obatan lengkap seperti abate, kalau masyarakat minta kami sediakan,” tuturnya lagi.

Advertisement

Kasus kematian anak empat tahun di Playen menambah panjang daftar korban meninggal dunia di Gunungkidul akibat penyakit demam berdarah. Dinas Kesehatan mencatat, hingga pertengahan Oktober terdapat 898 kasus demam berdarah.

Sedangkan jumlah korban meninggal akibat demam berdarah kini bertambah menjadi tiga orang termasuk bocah empat tahun bernama Aqila Zahira Ramadhani.

Advertisement

Selama ini kata dia, tidak kurang upaya ditempuh pemerintah untuk memerangi DB. Mulai dai penyuluhan, pengasapan, penyediaan bubuk abate, hingga mengajak masyarakat melakukan PSN.

Kesulitannya kata Dewi, untuk PSN hanya dapat berjalan apabila masyarakatnya sadar akan bahaya demam berdarah.

“Untuk PSN enggak mungkin kita oyak-oyak [desak], kami hanya bisa mengingatkan pemeriksaan jentik di rumah masing-masing,” lanjutnya.

Advertisement

Dinas Kesehatan juga telah mengedarkan surat ke camat dan lurah agar warganya gencar melakukan PSN. Seiring masuknya musim hujan maka potensi demam berdarah juga semakin besar.

PSN yang gencar dilakukan masyarakat diyakini mampu menekan demam berdarah. Ia berharap masyarakat tidak hanya semata mengharpkan foging atau pengasapan tanpa ada kesadaran melakukan PSN secara mandiri.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Aris Suryanto megatakan, semakin buruk lingkungan warga akibat banyaknya sarang jentik dan genangan air, maka virus demam berdarah semakin kuat.

Kasus kematian korban di Playen menurutnya terjadi lebih cepat akibat ganasnya virus demam berdarah yang berkembang di lingkungan tempat tinggal korban. “Selain daya tahan tubuh pasien yang lemah, tingkat keganasan virus atau virulensinya sangat tinggi,” jelas Aris Suryanto.

Putri pasangan Seno Wibowo dan Pipit bernama Aqila Zahira Ramadhani sebelumnya meninggal dunia pada Sabtu (22/10) malam di RSUD Wonosari. Ia didiagnosa mengidap demam berdarah. Dokter menemukan keganasan virus demam berdarah yang menyerang tubuh korban.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif