Otomotif
Senin, 24 Oktober 2016 - 05:30 WIB

HASIL PENELITIAN : Saat Nyetir Perempuan Lebih Mudah Marah Ketimbang Laki-Laki

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengemudi mobil. (Smartdriver.com)

Hasil penelitian menyebutkan pengemudi mobil perempuan lebih mudah marah dibanding laki-laki.

Solopos.com, SOLO — Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hyundai terhadap 1.000 pengemudi di Inggris menemukan hasil yang sangat mengejutkan.

Advertisement

Berdasarkan hasil penelitian, pengendara perempuan 12% mudah marah daripada laki-laki pada saat berada di balik kemudi. Naluri perempuan membuat mereka bereaksi lebih agresif ketika mengahadapi suatu masalah di jalan.

Dari hasil penelitian tersebut juga terjawab 14% pengendara perempuan sering melakukan tindakan fisik seperti menendang, berteriak, sampai membunyikan klakson. Skenario penelitian meliputi indra pendengaran untuk mengukur emosi ketika mereka mendengar suara klakson, penciuman, penglihatan, sentuhan, dan rasa.

Pemimpin penelitian sekaligus psikolog dari Universitas Goldsmiths, London, Inggris, menjelaskan penelitian tersebut menggunakan teori evolusi yang sudah ada sejak zaman dulu.

Advertisement

“Teori evolusi menunjukkan nenek moyang perempuan harus menghindari rasa takut ketika ada bahaya apa pun yang mengancam mereka dan anak-anak mereka demi mempertahankan gua (tempat tinggal) jika kaum pria sedang berburu. Itu sistem peringatan dini yang masih relevan saat ini, dan pengemudi perempuan cenderung lebih sensitif terhadap rangsangan negatif, sehingga mudah marah dan frustrasi,” katanya sebagaimana dikutip dari Motor1, Minggu (23/10/2016).

Hasil penelitian juga menemukan dua emosi yang berbeda yaitu rasa bahagia ketika diberi kebebasan dalam mengemudikan mobil dan marah ketika pengemudi yang merasa diluar kendali.

Sebanyak 51% responden subyek mengatakan rasa kebebasan menjadi alasan mereka suka mengemudi, sementara 19% mengatakan menggunakan mobil karena memiliki mobilitas tinggi.

Advertisement

Data penelitian yang sudah terkumpul akan digunakan untuk mengembangkan Test Driver Emotion, yang mengukur respons fisik terhadap berbagai rangsangan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif