Soloraya
Jumat, 21 Oktober 2016 - 21:07 WIB

KEMISKINAN KLATEN : Biaya Pendidikan Bocah Rawat Ibunda Lumpuh Akhirnya Digratiskan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dewi,10 (kiri) bocah SD kelas VI, setiap hari hidup bersama ibunya yang lumpuh, Ny Bibit,(kanan), di RT 16/RW 08 Desa Kemiri, Tulung, Klaten. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Kemiskinan Klaten dialami Dewi, bocah usia 10 tahun yang seorang diri merawat ibundanya.

Solopos.com, KLATEN – Wakil Bupati (Wabup) Klaten, Sri Mulyani, meminta agar Dewi, 11, seorang siswi kelas VI SD dibebaskan dari seluruh biaya sekolah.

Advertisement

Ia mengatakan segera mendatangi rumah yang ditempati Dewi bersama ibunya Bibit Wahyuningsih di Dukuh/Desa Kemiri, RT 016/RW 008, Kecamatan Tulung. (Baca: Tanpa Ayah, Bocah Ini Rawat Ibunda Lumpuh)

“Kalau secara langsung informasi kondisi anak itu saya belum tahu. Kalau memang benar-benar dia warga miskin dan masih sekolah, harus dibebaskan dari segala beban sekolah, jangan sampai sekolahnya terputus. Nanti kami jamin,” jelas dia, Jumat (21/10/2016).

Terkait pemihakan kebutuhan hidup Ny. Bibit bersama putrinya, Wabup menjelaskan akan melihat langsung kondisi Ny. Bibit. “Nanti kami koordinasikan dengan dinas terkait. Kami lihat dulu kondisinya seperti apa termasuk kebutuhannya apa,” ungkapnya.

Advertisement

Ny. Bibit tinggal bersama putrinya Dewi, 10. Kondisi fisik Ny. Bibit tak bisa jalan dan hampir mengalami kelumpuhan. Alhasil, wanita berumur 40an tahun itu tak bisa bekerja dan hanya beraktivitas di sekitar rumahnya.

Untuk mengurusi kegiatan rumah tangga seperti mencuci dan memasak, Ny. Bibit dibantu putrinya yang masih duduk di kelas VI SD Negeri 2 Kemiri.

Guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka mendapat bantuan dari tetangga yang merasa iba dengan kondisi ibu dan anak tersebut. Sementara, suami Ny. Bibit meninggalkan ia dan putrinya sejak Dewi berumur 35 hari. Ny. Bibit tinggal bersama putrinya di rumah berukuran 3 meter x 6 meter peninggalan orangtuanya.

Advertisement

Ketua RT 016, Dukuh Kemiri, Supali, 58, mengatakan beberapa hari terakhir banyak pihak yang berdatangan ke rumah Ny. Bibit untuk memberikan bantuan. Hanya, ia tak tahu pasti bentuk bantuan yang diberikan berupa apa lantaran langsung diberikan ke keluarga tersebut.

Supali mengatakan kondisi Ny. Bibit dan putrinya memprihatinkan. Lantaran hal itu, para tetangga yang tak tega melihat kondisi ibu dan anak tersebut sesekali memberikan bantuan. “Ya istilahnya kasihan, ada warga yang istilahnya membantu sekadar makanan. Terkadang, kalau sudah tidak ada uang untuk mencukupi kebutuhan, Dewi datang ke tetangga,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif