Soloraya
Jumat, 21 Oktober 2016 - 17:49 WIB

KECELAKAAN SRAGEN : Begini Kronologi Truk Seruduk 2 Rumah di Sidoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kasatlantas AKP Dwi Erna Rustanti memeriksa kondisi truk yang menyeruduk dua rumah di jalan raya Pungkruk-Gemolong, Dukuh/Desa Taraman, RT 004 B, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (21/10/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Sragen, truk bermuata bekatul menyeruduk 2 rumah, sopir tewas.

Solopos.com, SRAGEN — Truk fuso bermuatan bekatul menyeruduk dua rumah milik warga di jalan raya Pungkruk-Gemolong, Dukuh/Desa Taraman RT 004 B, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (21/10) pukul 06.00 WIB.

Advertisement

Sopir truk meninggal dunia dan kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Peristiwa itu bermula saat truk berpelat nomor H 1893 AE yang dikemudikan Sumardi, 43, warga Sampit, Wonosalam, Kabupaten Demak, melaju dari arah timur (Pungkruk) ke barat (Gemolong).

Sesampainya di lokasi kejadian, truk yang juga ditumpangi Darso, 46, warga Cabean RT 010/RW 003, Demak, itu menyelonong dan menyeruduk dua rumah warga. Kedua rumah tersebut milik Ratmanto H.S., 60, dan Mulyono, 32.

Advertisement

Sesampainya di lokasi kejadian, truk yang juga ditumpangi Darso, 46, warga Cabean RT 010/RW 003, Demak, itu menyelonong dan menyeruduk dua rumah warga. Kedua rumah tersebut milik Ratmanto H.S., 60, dan Mulyono, 32.

Peristiwa itu disaksikan Sriyono, seorang anggota Public Service Center (PSC) 119 Sragen, saat mengendarai motor dari arah berlawanan. “Saya lihat tidak ada usaha dari pengemudi untuk mengerem truk. Truk bermuatan bekatul itu tiba-tiba langsung menyeruduk rumah begitu saja. Saya langsung menghentikan motor dan melihat Darso keluar dari truk dengan kondisi sempoyongan. Saya sempat memeriksa ke dalam truk dan mendapati sopir terjepit kepala truk yang ringsek karena menghantam material bangunan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat pagi.

Sumardi sempat merintih minta tolong sebelum mengembuskan napas terakhir. Sriyono tak bisa berbuat apa-apa karena tidak memungkinkan untuk menolong korban seorang diri.

Advertisement

Sriyono langsung menghubungi rekannya di PSC 119 supaya berkoordinasi dengan Satlantas Polres Sragen dan penyedia mobil derek. Tiga unit mobil derek didatangkan untuk mengevakuasi truk.

Ambulans dari Puskesmas Sidoharjo juga datang untuk mengevakuasi korban. Proses evakuasi berlangsung empat jam mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.

Setelah truk berhasil dievakuasi, jenazah Sumardi langsung dilarikan ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. “Kalau melihat peristiwanya, sopir truk diduga mengantuk. Padahal sebelumnya mereka berhenti di Sidoharjo untuk minum kopi,” tambah dia.

Advertisement

Pemilik rumah, Ratmanto, tidak ada di rumah saat peristiwa itu terjadi. Dia baru lima menit meninggalkan rumah untuk melihat rumah keduanya di Patihan, Sidoharjo.

Dia mendapat kabar rumahnya diseruduk truk dari buruh panen padi. Ratmanto bergegas pulang karena ada anaknya, Dwi Susanto, 32, yang menderita demam di rumah.

“Syukurlah anak saya tidak apa-apa. Anak saya tidak bisa keluar dari pintu depan. Dwi keluar dari pintu belakang dan dibawa ke RSUD untuk perawatan. Rumah yang paling parah ya milik warga Singopadu itu [Mulyono],” katanya.

Advertisement

Khoirul Anam, 22, adik Mulyono, segera mengabari kakaknya. Rumah Mulyono itu digunakan untuk menyimpan barang dagangan berupa sangkar burung dan kaligrafi berukuran besar.  Sedangkan Mulyono tinggal di Singopadu RT 007, Sidoharjo.

“Kebetulan rumah itu kosong. Saya tidak tidur di rumah itu semalam. Tetapi kalau melihat kerugiannya ya banyak. Kalau Rp200 juta ada karena satu kaligrafi itu ada yang nilainya puluhan juta rupiah,” ujar Khoirul.

Kasatlantas Polres Sragen AKP Dwi Erna Rustanti datang ke lokasi kecelakaan maut itu. Dia mengarahkan anggota Satlantas agar proses evakuasi berlangsung cepat dan tertib.

Untuk memudahkan petugas, Erna memerintahkan anggota untuk memasang garis polisi di lokasi kejadian mengingat puluhan warga berkerumun di jalan untuk menyaksikan evakuasi itu. Selain itu, Erna juga meminta anggotanya mengalihkan arus lalu lintas dari arah barat dan timur ke jalan alternatif yang memungkinkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif