News
Kamis, 20 Oktober 2016 - 21:40 WIB

Tepat 2 Tahun Jokowi-JK, Bos-Bos Energi Amerika ke Istana, Termasuk Freeport

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah haul truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9/2015). (Antara)

Tepat 2 tahun Jokowi-JK hari ini, bos-bos perusahaan energi Amerika Serikat mengunjungi Istana. Tampak ada perwakilan Freeport di sana.

Solopos.com, JAKARTA — Tepat dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi) berjalan, para investor asal Amerika Serikat (AS) yang diketahui telah menanamkan modal hingga triliunan rupiah di Tanah Air, tampak menyambangi Kompleks Istana Kepresidenan.

Advertisement

Pentauan Bisnis/JIBI, tampak perwakilan dari Conocophilips.co, Exxonmobil corp, dan General Electric, keluar dari tempat pertemuan. Perusahaan skala besar sektor energi tampak mendominasi pertemuan yang difasilitasi oleh US-ASEAN Business Council tersebut.

Pertemuan yang tidak masuk dalam agenda resmi Presiden itu berlangsung sekitar 1,5 jam. Adapun pertemuan tersebut dilakukan kurang dari tiga bulan dari tenggat waktu relaksasi ekspor konsentrat melalui Permen ESDM No. 1/2014, dan di tengah upaya reformasi industri minyak dan gas bumi nasional.

Advertisement

Pertemuan yang tidak masuk dalam agenda resmi Presiden itu berlangsung sekitar 1,5 jam. Adapun pertemuan tersebut dilakukan kurang dari tiga bulan dari tenggat waktu relaksasi ekspor konsentrat melalui Permen ESDM No. 1/2014, dan di tengah upaya reformasi industri minyak dan gas bumi nasional.

Wakil Duta Besar AS Untuk Indonesia, Brian McFeeters, menyatakan dalam kesempatan tersebut pihaknya lebih membicarakan peluang meningkatkan kegiatan ekonomi antar kedua negara, termasuk potensi peningkatan investasi.

“Dan kami sangat terhormat dapat berdiskusi dengan Presiden Jokowi tepat pada dua tahun pemerintahan. Kami bicara secara umum tentang potensi yang dapat dilakukan para perusahaan disini, apa yang bisa kita lakukan lebih lanjut,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (20/10/2016).

Advertisement

PT Freeport Indonesia–anak usaha Freeport McMoran Inc–akan habis masa relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 12 Januari 2017. Tanpa adanya tambahan durasi relaksasi, maka konsentrat tembaga akan dilarang untuk ekspor.

President US-ASEAN Business Council, Alexander C. Feldman, menyatakan bahwa dalam diskusi tersebut tidak spesifik membahas satu persatu bisnis perusahaan, misalnya tentang kelanjutan investasi Freeport. Mereka membicarakan tentang potensi industri secara keseluruhan.

“Dan kita bicara tentang bagaimana kita bisa membantu Presiden melanjutkan upaya reformasi [deregulasi aturan yang menghambat] yang saat ini dilakukan, tapi juga upaya Indonesia untuk mendorong ekonomi,” jelasnya.

Advertisement

Tidak hanya sektor energi, dia mengatakan perusahaan teknologi AS tengah mengkaji pembentukan inkubator bisnis di Indonesia. Dengan rencana itu, Alex menyebut sektor UMKM nantinya bisa memanfaatkan teknologi dari Amerika.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, Amerika Serikat saat ini menjadi investor terbesar ketujuh pada triwulan II/2016 dengan nilai investasi US$347,35 juta dengan total proyek mencapai 196 proyek. AS termasuk 10 negara prioritas yang ditetapkan pemerintah untuk pemasaran investasi, bersama Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia dan Inggris.

Dengan penetapan prioritas itu, ditargetkan capaian realisasi investasi tahun ini tumbuh 14,4% menjadi Rp594,8 triliun. Kepala BKPM Thomas Lembong menyebut bahwa AS merupakan investor yang penting di Indonesia, bukan hanya berdasarkan nilai investasi saja, namun berdasarkan kecanggihan teknologi yang tak perlu diragukan. Sejauh ini, Negeri Paman Sam telah melahirkan perusahaan teknologi macam Facebook, Google, Twitter, Disney, dan Warner Bros.

Advertisement

Para perusahaan tersebut, lanjut Thomas, mengharapkan agar reformasi ekonomi dan efisiensi infrastruktur oleh pemerintah Indonesia terus dilakukan. Bila reformasi berjalan terus menerus, AS menjanjikan peningkatan investasi yang signifikan.

“Mereka terus melihat potensi yang luar biasa, tapi memang perlu penyederhanaan izin, percepatan pelayanan, terutama di daerah. Tapi saat ini mereka tertarik,” jelasnya.

Sayangnya, Thomas enggan merinci adakah komitmen, atau janji investasi tahun depan yang terjaring dalam pertemuan tersebut untuk pembangunan sektor migas, listrik maupun tambang dalam negeri. “Belum lah ini baru permulaan dari diskusi untuk 2017. Mereka menyodorkan wacana kalau reformasi berjalan terus menerus seperti ini mungkin bisa terlihat peningkatan investasi yg signifikan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif