Jogja
Kamis, 20 Oktober 2016 - 01:40 WIB

PENANGANAN KAWASAN KUMUH : Pemkot Jogja Pilih 4 Kelurahan Jalankan Program Penanganan Kawasan Kumuh

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Bisnis Indonesia - dok)

Keempat kelurahan tersebut dipilih karena memiliki potensi strategis di bidang ekologi, ekonomi dan ekowisata.

Harianjogja.com, JOGJA – Upaya Pemerintah Kota Jogja untuk menangani kawasan kumuh perkotaan dilakukan secara serius, bahkan ada empat kelurahan yang langsung menjalankan tiga program penanganan kawasan kumuh sekaligus.

Advertisement

“Keempat kelurahan yang menjalankan tiga program penanganan kawasan kumuh secara sekaligus adalah Kelurahan Prenggan, Pandeyan, Warungboto dan Rejowinangun,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja, Edy Muhammad seperti dikutip Antara, Rabu (19/10/2016).

Ketiga program penanganan kawasan kumuh yang dijalankan di keempat kelurahan tersebut adalah program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), program penanganan kawasan kumuh dan program “ecodistrict”. Ketiga program tersebut didanai langsung dari pusat melalui satuan kerja di DIY.

Namun demikian, baru program Kotaku dan program penanganan kawasan kumuh yang sudah berjalan, sedangkan program “ecodistrict” baru memasuki tahap penyusunan “urban management goals” yang akan dilanjutkan dengan “visibility study” tahun depan.

Advertisement

“Kepastian pendanaan untuk program ‘ecodistrict’ juga belum dipastikan. Dalam program ini, dibantu oleh Perancis,” katanya.

Keempat kelurahan tersebut dipilih karena memiliki potensi strategis di bidang ekologi, ekonomi dan ekowisata. “Misalnya saja Pandeyan memiliki sentra batik khas wilayah dan ada Pasar Seni Kerajinan XT-Square,” katanya.

Begitu pula dengan Warungboto memiliki situs peninggalan cagar budaya yang kini sedang direvitalisasi sehingga berpotensi untuk mendatangkan wisatawan di Kota Yogyakarta.

Advertisement

“Kami akan terus melakukan inventarisasi mengenai potensi-potensi yang ada dan bisa dikembangkan. Pengembangan akan dilakukan melalui kampung wisata,” katanya.

Sementara itu, untuk program Kotaku akan dijalankan hingga 2019. Pada tahun ini, program tersebut dijalankan di 10 kelurahan. “Program ini lebih banyak dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan lingkungan berbasis komunitas,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif