Soloraya
Rabu, 19 Oktober 2016 - 21:40 WIB

HUNIAN SOLO : Di Karangasem, Satu RT Dijejali 44 Tempat Indekos

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi indekos (JIBI/Dok)

Hunian Solo, Karangasem termasuk daerah yang padat tempat indekos dan rumah singgah.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 174 tempat indekos dan rumah singgah menjejali Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan. Dari hasil pendataan tersebut, wilayah terpadat pemondokan berada di RT 006/RW 007 atau sisi barat wilayah kelurahan setempat.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com di Kampung Bulak Indah RT 006/RW 007 terdapat 44 tempat indekos dan rumah singgah dengan jumlah kamar bervariasi antara 10 kamar hingga 60 kamar.

Lurah Karangasem, Ganek Bambang Permadi, menyampaikan pendataan tempat indekos dan rumah singgah di wilayahnya dimulai tahun ini. “Pendataan kami baru selesai. Hasilnya ada 174 tempat indekos dan rumah singgah di wilayah Karangasem,” terangnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (19/10/2016).

Ganek mengatakan wilayah paling banyak pemondokan yakni di seputar kawasan pendidikan di sisi barat dan selatan. “Perkembangannya di seputar ATMI, ABA Pignatelli, dan kampus UMS. Perkembangan daerah sana juga akhirnya memicu pertumbuhan toko, minimarket, warung, dan restoran,” paparnya.

Advertisement

Untuk memantau wilayah padat pendatang, Kelurahan Karangasem mengarahkan pengurus RT untuk mendata penghuni tempat indekos. “Anak indekos harus setor KTP ke pengelola. Dari pengelola diberikan ke pengurus RT. Kami mutakhirkan data setiap tahun,” jelasnya.

Ihwal keamanan, Ganek mengandalkan forum kemitraan antara linmas, kepolisian, dan babinsa untuk mengawasi lingkungan sekitar.

Terpisah, Sekretaris RT 006/RW 007 Kelurahan Karangasem, Ondi Prihatmo, mengatakan pendataan tempat indekos dan rumah singgah di wilayahnya tidak menemui kendala. Namun dia kesulitan mendata penghuni pemondokan.

Advertisement

“Kalau data indekos atau rumah singgah relatif gampang. Karena di sini rata-rata semuanya sudah jadi tempat indekos, tidak ada yang tambah baru. Yang susah itu mendata penghuninya karena ada yang pindah-pindah atau induk semangnya tidak berada di sini,” ujarnya.

Ondi menyebutkan selama beberapa tahun terakhir pendataan penghuni pemondokan dilakukan dengan menyebarkan formulir kepada koordinator, induk semang, atau pemilik tempat indekos.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Eny Tyasni Suzana, menargetkan pendataan pemondokan di Solo bisa rampung tahun ini. “Kami kerja sama dengan kelurahan. Tapi belum semua data masuk,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif