Soloraya
Selasa, 18 Oktober 2016 - 05:10 WIB

BENCANA KLATEN : Waspada, 9 Kecamatan Ini Rawan Pergerakan Tanah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Iilustrasi longsor (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Bencana Klaten, sembilan kecamatan di Klaten berpotensi terjadi pergerakan tanah.

Solopos.com, KLATEN — Sembilan kecamatan di Kabupaten Klaten rawan pergerakan tanah. Sementara itu, pengoperasian empat posko siaga bencana masih menunggu pengesahan oleh pemerintah provinsi.

Advertisement

Kepala BPBD Klaten, Bambang Giyanta, mengatakan sudah menerima surat edaran (SE) dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, terkait antisipasi potensi gerakan tanah. Dalam surat itu, Pemkab diminta meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang tinggal di daerah rawan pergerakan tanah dan longsor.

Masing-masing daerah diminta memasang early warning system (EWS) di wilayah rawan pergerakan tanah. Dalam surat itu, berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Juli 2016 terdapat sembilan daerah yang rawan pergerakan tanah mulai dari tingkat menengah hingga tinggi.

Wilayah tersebut yakni Kemalang, Karangdowo, Bayat, Trucuk, Gantiwarno, Wedi, Karangnongko, Ngawen, serta Pedan. Khusus Kecamatan Kemalang yang berada di lereng Gunung Merapi juga berpotensi terjadi banjir bandang.

Advertisement

Bambang menjelaskan pemetaan daerah rawan pergerakan tanah dilakukan PVMBG. Terkait potensi banjir bandang di wilayah Gunung Merapi, Bambang menjelaskan hal itu dimungkinkan lantaran di puncak Merapi masih ada sekitar 40 juta meter kubik material sisa erupsi Gunung Merapi 2006 dan 2010.

“Material itu rawan mengalir dari semua hulu. Apalagi cuaca ekstrem diprediksi masih terjadi sampai akhir Desember. Makanya, imbauan bagi para penambang di Kali Woro ya ketika mulai turun hujan untuk lebih waspada terkait ancaman terjadi lahar hujan,” katanya, Senin (17/10/2016).

Disinggung tindak lanjut surat gubernur, Bambang sudah melakukan sosialisasi ke 15 kelompok sukarelawan. Ia menerangkan di Klaten ada 55 kelompok sukarelawan dengan anggota masing-masing kelompok 30-40 orang.

Advertisement

Selain sosialisasi, Bambang sudah membentuk empat posko siaga bencana. Keempat posko tersebut berada di markas BPBD Klaten, Kecamatan Kemalang, Kecamatan Cawas, serta Kecamatan Bayat. Pembentukan empat posko itu untuk mempermudah koordinasi serta mempercepat respons jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

“Untuk empat posko siap siaga sudah dibentuk dan sudah kami ajukan ke pemerintah provinsi. Pengoperasiannya masih menunggu turunnya DSP [dana siap pakai] dari provinsi,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif