Soloraya
Sabtu, 15 Oktober 2016 - 20:10 WIB

OJEK VS GOJEK SOLO : Perang Komen di ICS: Ini Keluhan Penumpang Ojek

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Rudy dikecam netizen karena gojek (Facebook)

Ojek vs Gojek Solo jadi ajang “perang” komentar di grup Facebook ICS.

Solopos.com, SOLO – Perselisihan ojek pangkalan alias Opang vs Gojek Solo membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana melakukan razia terhadap Gojek Solo. Pemberitaan mengenai rencana tersebut menjadi bahan perdebatan pengguna Internet (netizen) anggota grup Facebook Info Cegatan Solo dan Sekitarnya (ICS). Ada yang mendukung gojek ada juga yang menolak.

Advertisement

“Perang” komentar mengenai rencana Pemkot Solo merazia Gojek itu diawali dari post pengguna akun Facebook Shaifudin Zuhdi. Kamis (13/10/2016), pukul 22.41 WIB. Shaifudin Zuhdi mengunggah berita Solopos.com berjudul Wali Kota Rudy: Nekat Beroperasi, Driver Gojek Dirazia dan mengajak netizen untuk beropini secara damai.

Semenjak saat itu, netizen anggota grup Facebook ICS beradu komentar antara mendukung dan menolak. Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (14/10/2016) malam WIB, posting pengguna akun Shaifudin Zuhdi sudah mendapat 268 respons, dibagikan sebanyak 30 kali, dan mendapat lebih dari 360 komentar.

Daffa Muhammad sangat menyayangkan niatan Pemkot Solo untuk merazia Gojek Solo. Menurutnya, Gojek sangat diperlukan warga Solo. Hal itu dipertimbangkan dari pelayanan driver Gojek yang baik dan harga yang relatif murah. “Namun, jika bapak [Wali Kota Rudy] melarang Gojek di Solo. Tolong benahi Opang yang di Solo agar mereka bisa tertata rapi dan dilihat lebih enak juga. Monggo berpikir dewasa saja,” tulis Daffa Muhammad memberi saran.

Advertisement

Beberapa netizen juga banyak yang membandingkan pengalaman mereka menaiki Gojek dan Opang. Sebagian besar mengeluhkan Opang tidak memiliki tarif yang jelas, pengemudinya juga tidak bisa dipastikan identitas dan surat-surat kelengkapan berkendaranya. Sedangkan, mereka memuji tarif yang jelas dari Gojek yang transparan, serta driver yang jelas identitasnya.

Pengguna akun Adie Ziebruth mengaku istrinya lebih baik naik Gojek seandainya sedang tidak bisa menjemput. Selain harga jauh lebih murah dibanding taksi, ia juga tidak mungkin menyuruh istrinya berjalan hingga pangkalan ojek. “Bener Mas Adi Ziebruth, aku malah wedi yen numpak taksi, opo meneh numpak opang, wedi yen entuk preman. Gojek wae lah, iso ngerti jeneng driver e, iso di gps tekan ngendi, jooss,” tulis pengguna akun Dina Amonggods memberi dukungan.

Tarif Opang yang kerap tidak jelas juga dikisahkan oleh beberapa netizen. Pengguna akun Nanank Qohar bercerita, saudaranya dari Stasiun Solo Balapan ke Terminal Tirtonadi menaiki Opang dikenai biaya Rp80.000. Dalam perjalanan pengemudi Opang sengaja melewati jalur yang berbeda agar terasa lebih jauh.

Advertisement

Pengalaman serupa diceritakan oleh pengguna akun Sonie Osborn. Ia mengaku harus membayar Rp100.000 saat naik Opang dari Terminal ke Bandara. “Opang kon dandan rapi, tarif per kilo 2000, seragaman lak yo payu. Ora malah nggedik penumpang mergo penumpang butuh, TERMINAL-BANDARA kon bayar 100. Mending taksi jane, tapi karep golek cepet mergo dalan macet,” tulis pengguna akun Sonie Osborn.

Selain komentar mendukung Gojek, ada juga komentar mendukung Opang. Pengguna akun Fahrizal mempertanyakan izin resmi Gojek beroperasi di Solo. Ia berpegang pada penolakan Pemkot Solo terhadap layanan Gojek dan bersikeras penolakan itu bukan kemunduran teknologi.

“tapi sekarang dipikir duluan mana opang sama gojek, hargailah orang yang lebih dulu,” tulis pengguna akun Fahrizal.

(Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif