Soloraya
Jumat, 14 Oktober 2016 - 23:00 WIB

LALU LINTAS SOLO : SSA Gendengan-Purwosari Berlaku, Perilaku Pengendara Masih Sama

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara mobil dan sepeda motor melintasi jalan dengan sistem dua arah di Jl. Slamet Riyadi, Purwosari, Solo, Kamis (23/6/2016). Penerapan Sistem Satu Arah (SSA) Purwosari-Gendengan menurut rencana akan diundur Dishubkominfo Kota Solo setelah Lebaran 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan lalu lintas Solo dengan penerapan SSA Gendengan-Purwosari belum mampu mengubah perilaku pengendara.

Solopos.com, SOLO — Sebulan penerapan sistem satu arah (SSA) di Jl. Slamet Riyadi ruas Purwosari-Gendengan dari barat ke timur dan kebijakan khusus boleh berjalan dua arah bagi angkutan umum pukul 06.00-22.00 WIB belum mengubah perilaku pengguna jalan. Masih banyak pengguna jalan yang tidak memanfaatkan jalur alternatif seperti diarahkan Pemerintah Kota Solo.

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Sri Baskoro, seusai menggelar rapat evaluasi sistem satu arah (SSA) Jl. Slamet Riyadi Gendengan-Purwosari. Rapat itu digelar bersama Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Solo, Polsek Laweyan, Dinas Pekerjaan Umum, serta konsultan dari The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) di kantor Dishubkominfo, Jumat (14/10/2016) siang.

“Secara umum evaluasinya cukup baik. Pelanggaran minim karena penerapan kebijakan ini dilakukan di kawasan tertib lalu lintas. Dengan berakhirnya masa sosialisasi selama sebulan [Rabu, 12/10/2016], rambu sudah efektif berkekuatan hukum. Penindakan pelanggaran dilakukan kepolisian,” terangnya saat ditemui wartawan.

Baskoro menyampaikan salah satu tujuan rekayasa lalu lintas untuk pemerataan kepadatan jalan di Kota Bengawan. Namun, dia menyebutkan selama sebulan penerapan kebijakan ini, sejumlah pengguna jalan masih terpola memilih jalan seperti sebelum perubahan arah Jl. Slamet Riyadi menjadi searah pada Senin (12/9/2016) lalu.

Advertisement

Dia mencontohkan Jl. Samanhudi ruas Lumbung Batik hingga persimpangan stagger Mangkuyudan kepadatan jalannya masih cukup tinggi, terutama saat jam berangkat sekolah, jam pulang sekolah, dan jam pulang kantor. Padahal sejumlah papan penunjuk jalan yang dipasang selama masa sosialisasi SSA Gendengan-Purwosari sudah mengarahkan pengguna jalan melintasi Jl. dr. Radjiman dan Jl. Slamet Riyadi.

“Kami lihat pola masyarakat menggunakan jalan masih sama. Masih banyak yang mengambil Jl. Samanhudi. Padahal ada Jl. Slamet Riyadi yang lebih lapang. Jl. Hasanuddin juga kami lihat belum banyak dimanfaatkan pengguna jalan. Padahal jika bisa merata, beban Jl. dr. Moewardi [Kota Barat] bisa berkurang,” jelasnya.

Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, Baskoro mengatakan pihaknya juga diminta segera berkoordinasi dengan sejumlah sekolah yang berada di kawasan pendidikan Kota Barat. Disampaikannya, salah satu dampak yang menyertai SSA Gendengan-Purwosari adalah peningkatan kepadatan kendaraan di Jl. dr. Moewardi terutama pada saat jam sibuk.

Advertisement

“Kami akan membahas titik antar jemput siswa bersama pihak sekolah di sekitar Kota Barat. Mereka akan kami minta masukannya untuk ikut menentukan titik drop off ideal ini,” ujar dia.

Disinggung soal rekayasa lalu lintas di Jl. Yosodipuro yang akan ditetapkan searah dari timur ke barat sebagai salah satu solusi untuk memecahkan persoalan kepadatan lalu lintas di Kota Barat, Baskoro mengatakan masih mengkajinya. “Harapan kami bisa berjalan tahun ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif