Soloraya
Jumat, 14 Oktober 2016 - 21:10 WIB

KISAH TRAGIS : Ditinggal Menyetrika, Bocah Sragen Usia 2 Tahun Tewas Tercebur Kolam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi memeriksa tempat tenggelamnya bocah berusia dua tahun di Desa Gebang, Masaran, Sragen, Jumat (14/10/2016). (Istimewa)

Kisah tragis, bocah berusia dua tahun asal Desa Gebang, Masaran, Sragen, tewas setelah tercebur kolam.

Solopos.com, SRAGEN — Ariki Aziz Nova, bocah berusia dua tahun asal Dusun Cungul, RT 034, Desa Gebang, Masaran, Sragen, meninggal dunia setelah tercebur kolam ikan, Jumat (14/10/2016) pagi.

Advertisement

Peristiwa itu bermula ketika Ariki bersama ibunya, Deni Kamiswari, 23, datang ke rumah Ira Wijayanti, 26, tak jauh dari rumah mereka. Saat itu, Deni menitipkan putranya kepada Ira.

Bocah itu lalu bermain di dalam rumah yang di dalamnya terdapat kolam ikan, sementara Ira menyetrika pakaian. Ira sempat mengingatkan Aziz supaya tidak bermain di sekitar kolam.

Setelah itu, Ira kembali melanjutkan menyetrika pakaian di dalam kamar. Beberapa saat kemudian, Deni datang melalui pintu depan.

Advertisement

Dia lantas menanyakan keberadaan putranya kepada Ira. Keduanya mencari Aziz ke depan rumah, namun tidak ketemu. Mereka juga mencari Aziz ke belakang rumah.

Saat itu mereka melihat tubuh Aziz dalam kondisi tengkurap di kolam ikan di bagian belakang rumah. “Ira sempat membawa korban ke RS PKU Muhammadiyah Masaran. Namun, bocah itu dinyatakan meninggal dunia pada pukul 10.30 WIB,” terang Kapolsek Masaran AKP Mujiono mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso kepada Solopos.com, Jumat malam.

Polisi yang mendapat laporan langsung menuju tempat kejadian. Garis polisi dipasang di sekitar kolam ikan itu. Berdasarkan pemeriksaan fisik, polisi tidak menemukan tanda bekas penganiayaan di tubuh Ariki.

Advertisement

Polisi sempat menawarkan kepada keluarga supaya korban diautopsi. Namun, keluarga menolak. “Pihak keluarga sudah membuat pernyataan menolak jenazah bocah itu diautopsi. Keluarga menerima kematian bocah itu dan menganggapnya sebagai musibah,” terang Mujiono.

 

Advertisement
Kata Kunci : Kisah Tragis
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif