Soloraya
Rabu, 12 Oktober 2016 - 00:00 WIB

KISAH TRAGIS : Sempat Diingatkan Tak Ikut ke Tawangmangu, Warga Klaten Tewas Tertimpa Dahan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengusung jenazah Ria Agus Vina, 22, ke tempat permakaman umum (TPU) Gabahan, Delanggu, Rabu (12/10/2016) pukul 10.00 WIB. Ria meninggal dunia setelah tertimpa dahan bendo di Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (11/10/2016). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kisah tragis, korban tewas akibat tertimpa dahan pohon di objek wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar sempet diingatkan untuk tidak ikut tamasya.

Solopos.com, KLATEN — Keluarga korban tewas akibat tertimpa dahan pohon di objek wisata Gerojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (11/10/2016), diliputi duka mendalam.

Advertisement

Suami korban, Muh. Tyas Yusuf, 21, berdiri memaku di pinggir liang lahat istrinya, Ria Agus Vina, 22, di Tempat Permakaman Umum (TPU) Gabahan, Delanggu, Rabu (12/10/2016) pukul 10.00 WIB. Sepanjang pemakaman, Tyas beserta keluarga besarnya larut dalam kesedihan.

Keluarga besar Tyas mendoakan mendiang Ria agar bisa diterima di sisi Allah SWT. Ria merupakan salah satu korban yang meninggal dunia akibat tertimpa dahan bendo berdiameter 20 cm dan panjang 190 cm di Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa pukul 13.00 WIB.

Selain Ria, korban lainnya yang juga meninggal dunia yakni Joko Sunarna, 59, warga Sritinon RT 002/RW 005, Delanggu. Sehari-hari, Joko dikenal sebagai sopir carteran. Mendiang Ria dan Joko merupakan tetangga dekat.

Advertisement

Saat itu, Ria, Joko, dan enam orang lainya, yakni Edi Sumantri, Sriyatun, Etin, Sigit Indrawan alias Wawan, Anisa, dan anak Ria yang berusia satu tahun, Azizah Juliana Putri, bertamasya ke Grojogan Sewu.

“Saat kejadian, sebenarnya tidak ada suara krosak-krosak dari dahan atau pohon. Seusai makan bareng, keduanya [Ria dan Joko] berjalan terlebih dahulu. Saya sendiri lagi beres-beres tikar. Tak jauh dari lokasi saya berdiri [berjarak kurang lebih lima meter], keduanya tertimpa dahan yang sama-sama mengenai kepala [Ria dan Joko],” kata Wawan, 20, saat ditemui wartawan, di rumah duka.

Kakak kandung Ria, Dodon Sukoco, mengatakan keluarga besar Sriyatun yang dikenal sebagai penjual sayur dan soto itu sering bertamasya ke beberapa objek wisata di Wonogiri, Gunung Kidul, dan Purwodadi. Setelah Iduladha 2016, keluarga besar Sriyatun sudah berencana tamasya ke Tawangmangu.

Advertisement

“Saya pernah ngelikke [mengingatkan] agar Ria tidak usah ikut saja. Soalnya, dia kan masih memiliki anak kecil. Ternyata, Ria tetap ikut. Saat kejadian, Ria membopong anaknya. Setelah tertimpa dahan, posisi Ria tengkurap dan Pak Joko telentang. Sebelum kejadian itu, saya tidak memiliki firasat apa-apa. Hanya, malam sebelum kejadian itu saya tidak bisa tidur,” katanya.

Suasana duka juga menyelimuti rumah Joko. Begitu jenazah dibawa pulang ke rumah duka pukul 17.00 WIB, keluarga Joko langsung memakamkan pria yang bekerja sebagai sopir selama 35 tahun itu ke TPU Ngebong, Delanggu, pukul 19.30 WIB.

“Keluarga sudah ikhlas. Bapak meninggalkan tujuh anak dan 12 cucu. Selama hidupnya, bapak itu berjiwa mendidik, sabar, baik sama tetangga,” kata anak kelima mendiang Joko, Yanto, 35.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif