Soloraya
Rabu, 5 Oktober 2016 - 18:36 WIB

Pintu Air Boyolali Dibuka, Banjir Solo Tinggi Hingga Rabu (5/10/2016) Pagi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim SAR menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Ledoksari, Pajang, Laweyan, Solo, Selasa (4/10/2016) malam. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Banjir Solo masih tinggi hingga Rabu (5/10/2016) pagi karena pintu air di Boyolali dibuka.

Solopos.com, SOLO — Hujan deras yang terjadi wilayah Boyolali dan Kartasura, Sukoharjo, Selasa (4/10/2016) mengakibatkan Kali Jenes meluap. Sebanyak 430 kepala kelaurga (KK) yang tersebar di tiga kelurahan di Laweyan terkena dampak banjir.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, banjir di Laweyan mulai surut pada pukul 01.00 WIB. Warga yang rumahnya terendam banjir langsung membersihkan rumah. Sejumlah warga yang sempat mengungsi mulai kembali ke rumahnya masing-masing.

Warga yang terdampak banjir, pada Rabu (5/10/2016) pagi masih menerima bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo berupa makanan siap saji. Selain itu, mereka juga mendapatkan nasi bungkus bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Solo.

Advertisement

Warga yang terdampak banjir, pada Rabu (5/10/2016) pagi masih menerima bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo berupa makanan siap saji. Selain itu, mereka juga mendapatkan nasi bungkus bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Solo.

Sementara itu, air Kali Jenes setelah banjir masih tampak terlihat tinggi dengan arus sangat deras. Hal itu terjadi karena sejumlah pintu air di daerah Teras dan Banyudono, Boyolali, masih dibuka.

Lurah Pajang, Sarwoko, mengatakan sebanyak 250 KK di Pajang terkena dampak banjir akibat meluapnya Kali Jenes. Wilayah yang terdampak banjir tersebar di 11 RT dan 11 RW. Daerah yang paling parah terdampak banjir di RW 014. “Banjir di RW 014 merendam rumah sebanyak 56 KK. Ketinggian air mencapai 2 meter pada pukul 22.00 WIB,” ujar Sarwoko kepada Solopos.com, Rabu (5/10/2016).

Advertisement

Kelurahan Pajang, lanjut dia, menyediakan tempat pengungsian di masing-masing kampung. Kalau masih tidak muat kantor kelurahan bisa dijadikan tempat pengungsian. Bantuan korban banjir masih mengalir di simpan di Kantor Kelurahan yakni 14 kardus mie instan dan 200 nasi bungkus.

Sementara itu, Lurah Sondakan, Darji, mengatakan sebanyak 101 KK terkena dampak banjir. Di Sondakan banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Premulung. Banjir terparah terjadi di Kampung Mutihan RT 003 /RW 009 merendam rumah sebanyak 26 KK, dengan ketinggian air mencapai 1 meter. “Kami menyediakan kantor kelurahan untuk dijadikan tempat pengungsian jika terjadi banjir susulan,” kata dia.

Terpisah, Lurah Bumi, Herwin Tri Nugroho, mengatakan banjir di Bumi hanya merendam milik rumah warga sebanyak 79 KK. Sebagian besar rumah yang terdampak banjir berada tepat di pinggir Kali Jenes. “Semua rumah rumah warga yang terendam banjir sudah dibersihkan. Kami sekarang masih membersihkan lumpur di RT 003/RW 005 dengan dibantu petugas BPBD,” kata dia.

Advertisement

Ditanya antisipasi banjir susulan, Herwin, mengatakan sudah memberikan himbauan langsung kepada warga agar selalu waspada banjir. Selain itu, menyediakan tempat pengungsian di lokasi terdekat di wilayah rawan banjir.

Ketua SAR Rajawali Solo, Bambang Ary Wibowo, mengatakan banjir yang terjadi di Laweyan seharusnya bisa diantisipasi sejak dini. Masyarakat harus memanfaatkan kecangihan teknologi komunikasi untuk memantau pergerakan air.

“Warga yang berada di pinggir sungai mulai hulu sampai hilir, sudah selayaknya memanfaatkan EWS [early warning system] berbasis masyarakat dengan melibatkan komunitas. Kalau terjadi banjir dari hulu warga dari hilir bisa langsung waspada,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif