News
Minggu, 2 Oktober 2016 - 14:30 WIB

PENAMBANGAN LIAR : Panas! Ratusan Warga Musuk Boyolali Usir Ekskavator

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Penambangan liar di Boyolali kian marak. Ratusan warga Kembangsari, Musuk, Boyolali, nekat mengadang dan mengusir ekskavator.

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan warga Desa Kembangsari, Musuk, Boyolali, nekat mengadang sebuah alat berat yang melintasi desa tersebut dan hendak dibawa ke Desa Cluntang, Sabtu (1/10/2016). Mereka menolak penambangan material pasir dan batu yang berpotensi merusak infrastruktur dan lingkungan di desa mereka.

Advertisement

Pada Sabtu sekitar pukul 14.00 WIB, warga dikejutkan sebuah trailer yang mengangkut ekskavator. Usut punya usut, ekskavator itu akan di bawa ke Desa Cluntang untuk galian C. Tepat di Dukuh Tirtosari RT 001/RW 001, ratusan warga keluar rumah menghadang trailer dan menghentikan laju trailer tersebut.

Ada 250-an orang yang mengambil alih trailer dan ekskavator. Mereka minta trailer itu membawa keluar ekskavator tersebut. Sempat terjadi ketegangan antara warga dengan sopir trailer lantaran sopir truk trailer memaksa untuk masuk ke Cluntang lewat Kembangsari.

“Mereka memaksa lewat katanya sudah ada izin dari kepala desa kami untuk melintasi wilayah kami. Tetapi ternyata tidak ada. Mereka itu kan mau menambang pasir tapi ilegal, tidak ada izin, itu namanya mereka mau mencuri,” kata koordinator warga yang mengatasnamakan Forum Warga Peduli Lingkungan, Sehono, kepada Solopos.com, Sabtu.

Advertisement

Warga Kembangsari menolak keras ada penambangan karena berpotensi merusak infrastruktur jalan di desa tersebut. “Rencana penambangan ada di sisi selatan Dukuh Temusari. Masih di Desa Cluntang, tapi berbatasan dengan Kembangsari. Nanti, akses keluar masuk truk pasir adalah lewat Kembangsari. Kami tidak mau jalan desa kami rusak,” kata dia.

Apalagi, jalan desa yang akan menjadi akses keluar masuk truk adalah jalur utama distribusi hasil bumi dan jalur anak-anak sekolah. “Tidak hanya jalan di Temusari dan Tirtosari saja yang bakal rusak, tapi juga Banjarsari, Tegalsari, dan Gondangsari.”

Ketegangan warga dengan pengelola alat berat itu terjadi hingga pukul 05.00 WIB. Aparat Polres Boyolali berhasil memediasi warga dengan pengelola alat berat. Alat berat akhirnya keluar dari Desa Kembangsari.

Advertisement

Camat Musuk, Totok Eko YP, mengatakan warga Kembangsari memang sudah lama tidak menginginkan adanya alat berat masuk ke wilayah tersebut. Bahkan, saat Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) berniat membangun embung di Kembangsari, warga sepakat menolak, sampai membentuk forum masyarakat peduli lingkungan desa.

“Dari situlah, sampai sekarang warga tidak mau ada alat berat masuk ke Kembangsari. Bahkan saat ada galian C mau masuk ke Cluntang, warga Kembangsari tetap menolak karena nanti pasti pakai jalan di Kembangsari.”

Menurut Totok, rencana aktivitas galian C di Cluntang dipastikan belum ada izin karena Bupati Seno Samodro tidak pernah merekomendasikan ada penambangan di Musuk. Selain itu, jika warga sudah menolak maka rencana penambangan ilegal tidak boleh dipaksakan.

“Modus yang biasa digunakan penambang adalah belum mengajukan izin tapi sudah mengeruk. Jadi untuk mengantisipasi penambangan liar, masyarakatlah yang memang harus lebih berperan,” kata Totok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif