News
Minggu, 2 Oktober 2016 - 22:30 WIB

Liput Konvoi Padepokan Silat, Wartawan Net TV di Madiun Dipukul Anggota TNI

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi wartawan Net TV, Sony Misdananto, saat mendapar perawatan medis setwlah dipukul oleh anggota TNI dari Kodim 501 Madiun, Minggu (2/10/2016). (Istimewa)

Seorang wartawan Net TV di Madiun dipukul anggota TNI saat sedang meliput konvoi sebuah padepokan silat.

Madiunpos.com, MADIUN — Seorang wartawan Net TV, Sony Misdananto, menjadi korban penganiayaan anggota TNI dari Kodim 501 Madiun, Minggu (2/10/2016) sekitar pukul 12.30 WIB. Sony mengalami lebam di bagian wajah dan mendapat ancaman dari anggota TNI tersebut.

Advertisement

Sony menceritakan saat itu sedang melakukan liputan mengenai bangunan salah satu mini market yang ,roboh, Minggu sekitar pukul 12.00 WIB, dan bergegas menuju ke Kota Madiun. Saat tiba di Perlimaan Kete’an, muncul konvoi sejumlah anggota SH Teratai seusai pulang dari perayaan Suro Agung.

Tiba-tiba, salah satu peserta konvoi tersebut menabrak pengendara lain yang saat itu berhenti di perlimaan itu karena lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. “Karena melihat hal itu, saya pun langsung mengeluarkan kamera dan melakukan perekaman,” kata Sony.

Tak disangka, saat sedang merekam peristiwa itu dari arah belakang, sejumlah anggota TNI dari Kodim 501 Madiun muncul dan memukuli peserta konvoi yang menabrak pengendara di perlimaan itu. Saat itulah Sony dipegang dari belakang oleh salah satu anggota TNI dan dibawa ke pos. “Saat dipegang itu, saya ditanya dari mana. Kemudian saya bilang dari Net TV. Saat itu juga saya dibawa ke pos,” ujar dia.

Advertisement

Saat di pos, lanjut Sony, kamera yang digunakan untuk merekam peristiwa itu diminta dan memori dilepas serta dirusak. Anggota TNI itu juga memukul kepala Sony yang mengenakan helm dengan menggunakan besi. Selain itu, Sony juga dipukul di bagian wajah dan tendangan di bagian pantat.

“Anggota TNI juga mengambil identitas dan memfoto wajah saya. Dan mengancam untuk peristiwa di perlimaan itu tidak diberitakan,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif