Soloraya
Sabtu, 1 Oktober 2016 - 08:00 WIB

Solo City Jazz 2016 Membius WNA, Sabtu Malam Tompi di Balekambang

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Musisi asal Solo Galih Naga Seno (tengah) menampilkan musik komposisi nusantara yang berjudul Labuhan Bajo pada hari pertama pertunjukan music Solo City Jazz 2016 di Taman Balekambang, Solo, Jumat (30/9/2016) malam. Solo City Jazz 2016 berlangsung hingga 1 Oktober. (Nicolous Irawan /JIBI/Solopos)

Solo City Jazz 2016 mulai digelar Jumat (30/9/2016).

Solopos.com, SOLO — Solo City Jazz 2016 yang dimulai Jumat (30/9/2016) di Taman Balekambang Solo, rupanya membius warga negara asing (WNA). Tiga perempuan berwajah bule tampak mengangguk-anggukkan kepala ketika satu per satu musisi menghibur para penonton di panggung Solo City Jazz 2016. Ketiganya merupakan warga negara Hungaria, yaitu Veronica Kis, Judit Laszlo, dan Krisztina Bogo.

Advertisement

Dedaunan rimbun pohon beringin yang dijadikan background panggung membuat mereka semakin menikmati sajian musik jaz tersebut. Veronica merupakan mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Solo semester V, ia mengaku baru pertama kalinya menyaksikan Solo City Jazz.

Menurutnya festival tahunan tersebut sangat mempesona. “Saya suka sekali. Bisa dinikmati dengan mudah,” kata Veronica kepada Solopos.com.

Advertisement

Menurutnya festival tahunan tersebut sangat mempesona. “Saya suka sekali. Bisa dinikmati dengan mudah,” kata Veronica kepada Solopos.com.

Hal senada juga disampaikan oleh kedua temannya, Judit Laszlo dan Krisztina Bogo. Menurut Krisztina sangat Solo City Jazz 2016 sangat khas dan menarik. “Suka sekali dengan musik jaz yang dibawakan,” imbuh Krisztina.

Mahasiswa asal Thailand, Alfandee Yakok, juga mengaku menikmati penampilan para musisi yang menampilkan beragam komposisi dan lagu itu. Bagi Alfandee, musik jaz merupakan salah satu musik kesukaannya.

Advertisement

Sementara bagi Hans Baier warga Jerman yang sudah lama tinggal di Karanganyar, mengapresiasi event kali ini karena memberikan ruang lebih luas kepada para musisi muda dan musisi lokal untuk tampil. Hans tidak pernah absen menyaksikan Solo City Jazz.

Kali ini, ia bersama dengan ketiga anaknya dan istrinya, Sawitri Baier. “Saya suka sekali musik jaz, seringa main dengan Aditya Ong dan pernah main bersama Rodrigo Parejo juga,” ungkap Hans.

Sedangkan dari dalam negeri, ada nama Eko Saifudin yang rela datang ke Solo dari Surabaya untuk menyaksikan Solo City Jazz 2016. Eko baru pertama kali menonton festival tersebut. Baginya, konsep penyelenggaraan Solo City Jazz 2016 lebih otentik dibanding acara-acara serupa yang pernah didatanginya.

Advertisement

Eko menyukai musik jaz sejak masih duduk di bangku SMP. Ia juga seorang musisi, sebagai vokalis Exxo Band. Ia juga mengapresiasi konsep penyelenggaraan yang menurutnya sederhana.

“Sangat bisa dinikmati. Berbeda jauh dengan yang di Surabaya bulan kemarin. Untuk lebih menikmati harus dengan duduk, agar dapat feel-nya,” ujar Eko sambil berdiri di belakang kursi penonton yang penuh.

Tompi

Advertisement

Ratusan penonton mulai dihibur sekitar pukul 19.30 WIB. Dimulai dengan penampilan Surakarta Ska Selection dengan lagu For Love disusul dengan lagu lainnya. Selanjutnya, Michelle Kunhle memeriahkan Solo City Jazz 2016 dengan tiga lagu, La Vie en rose, Whos Lovin You, dan Anything goes. Penonton semakin riuh ketika Galih Naga Seno membawakan empat komposisi untuk memanjakan telinga penonton.

Penampilan kelima dari B’Fuzz yang vokalisi oleh Rachel Saraswati, membawakan lagu Rolling in the Deep yang diaransemen sendiri dan Sumber Time. Sebelum kedua lagu itu, B’Fuzz menampilkan instren No Way Booty. Sebagai penutup acara malam ini adalah penampilan para musisi muda asal Purwokerto, Seroja, dengan enam lagu yang dibawakan. Salah satunya, Kun Anta yang mendapat tepuk tangan meriah dari penonton.

Solo City Jazz 2016 hari pertama selesai sekitar pukul 22.00. Selanjutnya di hari kedua Sabtu (1/10/2016), talenta muda potensial dari Kota Solo, Aditya Ong. Kemudian, penampilan dari musisi muda yang berbakat, Iza Nael.

Kolaborasi lintas negara, gitaris muda, Tesla Manaf dan pemain tiup asal Spanyol, Rodrigo Parejo, siap memukau penonton yang hadir. Penampilan kedua musisi itu akan dipercantik oleh penari muda asal Solo, Dhea Fandari. Kemudian festival tersebut akan ditutup oleh Tompi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif