News
Kamis, 29 September 2016 - 18:42 WIB

TAAT PRIBADI DITANGKAP : Setoran 3.600 Santri Ismail ke Kanjeng Dimas Rp40 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taat Pribadi (baju ungu) saat ditangkap polisi 22 September 2016 (Youtube)

Taat Pribadi ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan dua satrinya.

Solopos.com, SOLO — Kanjeng Dimas Taat Pribadi yang mengklaim bergelar Sri Raja Prabu Rajasa Negara Dimas Kanjeng Taat Pribadi  ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan dua santrinya yakni Ismail dan Abdul Gani.

Advertisement

Polisi juga mengembangkan kasus Dimas Kanjeng ke penipuan. Setoran dari 3.600 santri Ismail ke Kanjeng Dimas Taat Pribadi mencapai Rp40 miliar.

Sebagaimana diketahui Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengklaim bisa melakukan penggandaan uang. Di Youtube beredar video yang menunjukkan kemampuan Dimas Kanjeng mendatangkan uang dari tangan dan tubuhnya.

Advertisement

Sebagaimana diketahui Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengklaim bisa melakukan penggandaan uang. Di Youtube beredar video yang menunjukkan kemampuan Dimas Kanjeng mendatangkan uang dari tangan dan tubuhnya.

Dalam video juga diperlihatkan uang-uang berpeti-peti dan Rp100.000 an tersebar di lantai.

Istri Ismail, Bibi Resemjen dalam tayangan live Metro TV, Kamis (29/9/2016) pukul 18.00 WIB menyebut nilai fantastis setoran santri-santri di bawah Ismail ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi mencapai Rp40 miliar.

Advertisement

Posisi Sultan Agung membuat Ismail mempunyai santri-santri “pengikut” atau bawahan yang mencapai 3.600 orang. Santri-santri itu katanya, berasal dari Jawa Timur dan Kalimantan. “Banyak pengusaha-pengusaha di Kalimantan yang jadi santri.”

Saat Ismail bergabung, padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi hanya berupa bangunan sederhana. Bangunan-bangunan di padepokan itu berubah menjadi mewah karena uang-uang donatur. “Yang membangun padepokan itu ya Ismail dan temen-temennya. Bahkan dulu rumah Taat Pribadi itu rumah topeng.”

Lambat laut, pengikut semakin banyak dan para santri dijanjikan uang yang mereka setorkan akan dikembalikan. Namun, janji itu tak terpenuhi. Hingga Ismail, jelasnya, mengajukan beberapa protes ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Advertisement

Direncanakan pada 9 Februari 2015 Ismail dan beberapa pengikutnya akan melaporkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ke kepolisian. “Namun belum dilaporkan pada tanggal 2 [2 Februari 2015] Ismail dibunuh,” ujarnya.

 

Resemjen menegaskan apa yang dilakukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi merupakan praktek penipuan. Uang yang jumlahnya banyak itu merupakan uang-uang yang disetorkan dari santri. “Waktu awal-awal pernah ada yang uang balik. Tapi ya cuma sekali aja, setelahnya tidak ada lagi.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif