News
Kamis, 29 September 2016 - 23:00 WIB

"Salawat Fulus" Dimas Kanjeng Taat Pribadi Ternyata Salawat Nariyah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dimas Kanjeng Taat Pribadi (Facebook.com)

Salawat fulus ala Dimas Kanjeng Taat Pribadi ternyata salawat Nariyah yang biasa dibaca oleh para santri dan masyarakat muslim umumnya.

Solopos.com, JAKARTA — Salah satu modus penggandaan uang yang dilakukan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi adalah dengan menggunakan ritual membaca Salawat Fulus. Nama ritual salawat fulus ini tidak dikenal dalam ajaran Islam dan dikabarkan diciptakan sendiri oleh Dimas Kanjeng.

Advertisement

Namun di mata Mahfud MD, salawat tersebut sebenarnya bukan buatan Dimas yang kini telah ditangkap polisi itu. Pasalnya, kalimat dalam salawat tersebut tidak ada bedanya dengan salawat Nariyah yang dikenal masyarakat muslim, khususnya di kalangan para santri. Hanya, namanya saja ditambah kata “fulus” oleh pendiri padepokan itu.

“Itu semua santri hapal, itu [salawat] nariyah yang panjang sekali. Jadi itu salawat biasa saja. Nama salawat fulus itu ciptaan dia untuk sugesti saja. Semua hapal itu,” kata Mahfud di Jogja dalam pembicaraan yang ditayangkan live melalui program Prime Time News Metro TV, Kamis (29/9/2016).

Mahfud juga mengkritik cara Dimas membaca salawat tersebut yang menurutnya tidak terlalu fasih. Hal itu diperkuat dengan pertemuannya dengan Dimas pada 2014 lalu di padepokan yang menunjukkan orang itu bukan seseorang yang akrab dengan pesantren. Baca juga: Tumpukan Uang di Video Dimas Kanjeng Taat Pribadi Palsu!

Advertisement

“Menurut saya, sepanjang perkenalan saya dengan Dimas, dia sendiri tidak fasih mengucapkan itu. Saya tahu itu, karena orang pesantren tahu ini. Misalnya huruf shad bacaannya gimana, kalau keliru sedikit sudah beda artinya. Saya kira itu tipuan saja,” tandas Mahfud.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan cara Dimas Kanjeng Taat Pribadi meyakinkan pengikutnya soal praktik penggandaan uang itu. Salah satunya adalah menciptakan doa-doa yang disebut Salawat Fulus. Baca juga: Mahfud MD: Dimas Kanjeng Taat Pribadi Urakan, Bukan Kiai!

Mantan politikus senior DPR, Marwah Daud Ibrahim, pernah mengatakan kepada Mahfud bahwa Dimas memiliki karomah, sebuah kemampuan istimewa yang dimiliki orang-orang terpilih. “Karomah ini hanya bisa diberikan kepada ulama yang zuhud. Kalau betul dia bisa gandakan uang, itu sihir dari setan,” kata Mahfud.

Advertisement

“Menurut saya, penggandaan uang itu bagaimanapun tindak pidana. Kalau itu betul uang asli, berarti dia mencuri karena memindahkan uang dari bank ke tempat lain. Kalau menggandakan uang dengan mencetak lagi, berarti dia mencetak uang palsu. Ini harus diusut.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif