Soloraya
Kamis, 29 September 2016 - 11:40 WIB

BANJIR SOLO : Curah Hujan Tinggi, Solo Waspada Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kota Solo diselimuti mendung terlihat dari Rooftop Solo Grand Mall (SGM), Rabu (28/9/2016). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah mengimbau warga untuk tetap waspada karena hujan dengan intensitas tinggi akan melanda di wilayah Soloraya dalam tiga hari ke depan. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Banjir Solo terus diwaspadai menyusul tingginya curah hujan.

Solopos.com, SOLO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo mengimbau warga yang tinggal di bantaran sungai untuk mewaspadai potensi bencana banjir.

Advertisement

Imbauan tersebut dikeluarkan melihat kondisi cuaca dan hujan deras yang mengguyur Kota Bengawan dan sekitarnya sejak Selasa (27/9) malam hingga Rabu (28/9/2016) pagi.

Data yang dihimpun Espos, tinggi muka air di pos pengamatan Jurug pada pukul 16.00 WIB, ketinggian air di Sungai Bengawan Solo mencapai 7,87 meter status siaga kuning atau siaga II atau level waspada.[Tergenang, Taman Cerdas Gandekan Libur]

Advertisement

Data yang dihimpun Espos, tinggi muka air di pos pengamatan Jurug pada pukul 16.00 WIB, ketinggian air di Sungai Bengawan Solo mencapai 7,87 meter status siaga kuning atau siaga II atau level waspada.[Tergenang, Taman Cerdas Gandekan Libur]

“Laporan yang kami terima, saat ini air masih dalam kondisi stabil. Tidak naik maupun turun. Semalam memang intensitas hujan cukup tinggi. Tapi kami lihat hari ini mulai turun drastis intensitasnya. Meskipun demikian, warga tetap kami minta waspada mengingat cuaca masih mendung dan berpotensi hujan,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu sore.[TMA Pintu Air Joyotakan Naik 2,5 Meter…]

Gatot menyebutkan sejumlah wilayah di bantaran yang rawan banjir di antaranya Kelurahan Sewu, Pucangsawit, Joyotakan, dan Sangkrah. Untuk mengantisipasi datangnya banjir, Gatot menyatakan pihaknya mengoptimalkan komunikasi dengan wilayah hulu. “Kami intensifkan komunikasi dengan penjaga Kali Dengkeng, Samin, Kalianyar, maupun Sungai Bengawan Solo,” terangnya.

Advertisement

Menurut Gatot, saat ini hingga Oktober nanti Kota Bengawan memasuki musim peralihan dari kemarau basah ke penghujan. Pada masa pancaroba ini diperkirakan terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasinya singkat. Hal itu rentan menimbulkan angin kencang, petir, serta bencana alam lain.

Sementara itu, Koordinator Pengoperasian dan Perawatan Pompa Air dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Purwoko, menyebutkan Rabu siang ketinggian air di Pintu Air Joyotakan mencapai 2,5 meter atau memasuki status siaga banjir.

“Semalam baru 1,5 meter tingginya. Kami sudah mengoperasikan pompa penyedot banjir dengan kapasitas 1.000 liter/detik sejak pagi tadi sampai sore ini,” katanya saat ditemui wartawan di Joyotakan.

Advertisement

Purwoko mengatakan karakteristik naiknya tinggi muka air pada cuaca ekstrim kali ini berbeda dengan banjir yang melanda Solo, Juni lalu. “Yang dulu itu air naik cepat sekali. Selama dua jam, air naik sampai enam meter. Kami dulu menyalakan pompa selama 30 jam nonsetop,” jelasnya.

Meskipun kenaikan air relatif tidak secepat pada banjir sebelumnya, Purwoko tetap mengimbau warga yang tinggal di bantaran kali untuk waspada. “Kemungkinan air masih terus naik karena wilayah hulu Soloraya masih hujan,” ujar dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif