Jogja
Rabu, 28 September 2016 - 00:55 WIB

RAZIA SLEMAN : Sasar Pelajar, Miras Hingga Obat-obatan Terlarang Jadi Temuan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu tim sweeping siswa mendapati pelajar yang bolos saat jam sekolah, Senin (26/9/2016). (JIBI/Harian Jogja/ IST)

Razia Sleman kali ini merupakan kerja sama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sleman, Polres Sleman, BNNK dan Satpol PP Sleman.

Harianjogja.com, SLEMAN –– Maraknya aksi kekerasan yang melibatkan usia pelajar menjadi perhatian pemerintah. Aksi sweeping pun dilakukan kepada siswa yang berada di luar sekolah pada jam belajar.

Advertisement

Aksi kekerasan yang melibatkan siswa umumnya terjadi di luar sekolah, di luar jam belajar. Terakhir kali, kasus geng ‘Cangkringan Side’ di 10 anggotanya masih berusia 15-16 tahun melakukan aksi kekerasan pada sesama pelajar lainnya di Pakem, Selasa (20/9/2016) petang. Enam pelajar luka-luka dalam peristiwa tersebut. Sementara para pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian.

(Baca Juga : KEKERASAN SLEMAN : Duh, Pelaku Pembacokan di Pakem Masih Berusia 16 Tahun)

Advertisement

(Baca Juga : KEKERASAN SLEMAN : Duh, Pelaku Pembacokan di Pakem Masih Berusia 16 Tahun)

Meskipun aksi tersebut dilakukan oleh segelintir pelajar, Pemkab Sleman tidak ingin peristiwa yang sama kembali terjadi. Salah satu caranya, dengan melakukan sweeping pelajar-pelajar yang berkeliaran pada jam-jam sekolah. Sweeping dilakukan di sejumlah titik yang biasa menjadi tempat nonggkrong pelajar saat jam sekolah berlangsung.

Sweeping terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok I, tim menyasar beberapa lokasi di Kecamatan Kalasan, Prambanan dan Berbah. Sementara kelompok II, menyasar tempat-tempat tongkrongan pelajar di Kecamatan Ngaglik, Ngemplak dan Cangkringan. Adapun kelompok III, menyasar wilayah di Kecamataan Tempel, Turi dan Pakem.

Advertisement

Selama menyusuri lokasi sekitar stadion Maguwoharjo, Monumen Plataran, Obyek Wisata Blue Legoon di Ngemplak, kelompok II tidak menjumpai pelajar yang bolos sekolah. Namun setelah menyusuri beberapa tempat, tim II mendatangi sebuah toko kelontong di utara RM Morolejar. Saat itu, tim  menjumpai dua siswa sebuah SMK swasta di Pakem sedang berada di toko tersebut.

“Alasan sudah pamit (ke sekolah), tetapi saat ditanyakan surat izinnya tidak dapat menunjukkan,” kata Kabag Humas Sri Winarti usai mengikuti aksi tersebut.

Saat itu juga, tim memberi pembinaan agar kedua siswa tersebut tidak mengulangi perbuatannya. Mereka juga ditugaskan membuat surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Orangtua.

Advertisement

“Berkasnya, harus diserahkan ke Disdikpora Sleman,” lanjut dia.

4 Remaja Minum Miras

Berbeda dengan tim II, tim I justru mendapati empat anak usia sekolah kedapatan mengkonsumsi minuman keras (miras). Keempatnya ditemukan di sebuah lokasi di bilangan Prambanan. Namun setelah diperiksa, keempat pelajar usia remaja tersebut mengaku bukan pelajar.

“Karena tidak memiliki identitas sekolah dan mengaku bukan pelajar, penanganannya diambil alih oleh Polsek Prambanan,” ujarnya.

Advertisement

1 Siswa Bawa Obat Terlarang

Lain halnya dengan tim III. Tim ini mendapati enam siswa berada di luar sekolah saat jam belajar. Dari enam siswa yang disweeping, lima di antaranya berasal dari sebuah SMA Swasta di Pakem. Kelimanya pun diberi peringatan dan diharuskan menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi lagi.

Sementara satu siswa lainnya berasal dari sebuah MAN di wilayah Sleman Utara. Siswa tersebut kedapatan membawa obat-obatan yang diduga obat terlarang. Siswa tersebut mengaku mendapatkan obat tersebut secara illegal. Proses kepemilikan obat-obatan tersebut pun diserahkan ke pihak kepolisian.

Sri Winarti menjelaskan, sweeping tersebut digelar bersama  Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sleman, Polres Sleman, BNNK dan Satpol PP Sleman. Disdikpora menjadi leading sektor kegiatan sweeping tersebut.Secara umum, katanya, tingkat kedisiplinan siswa sampai saat ini cukup baik.

“Terbukti saat dilakukan sweeping di beberapa tempat yang disinyalir sebagai tempat nongkrong siswa, ternyata tidak dijumpai,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif