Soloraya
Rabu, 28 September 2016 - 06:10 WIB

PENCEMARAN LINGKUNGAN SRAGEN : Limbah PG Mojo Ganggu Warga

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi air di saluran drainase di kawasan Beloran, Sragen Kulon, berwarna hitam pekat setelah tercemar limbah dari PG Mojo, Rabu (28/9/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pencemaran lingkungan Sragen, limbah cair PG Mojo mencemari drainase di 2 kelurahan.

Solopos.com, SRAGEN–Limbah cair dari Pabrik Gula (PG) Mojo mencemari saluran drainase di dua kelurahan yakni Sragen Kulon dan Sine. Selain menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat, air di saluran drainase itu juga berwarna hitam pekat.

Advertisement

“Ini adalah bau yang selalu muncul pada Mei-Oktober, terutama saat musim giling tebu berlangsung. Bau itu sangat tidak sedap sehingga menggangu aktivitas kami,” kata Katmin, 55, warga Beloran, Sragen Kulon, kala ditemui Solopos.com di halaman rumahnya, Rabu (28/9/2016).

Katmin yang membuka warung makan di halaman rumahnya terkadang merasa risi dengan pembeli. Menurutnya, bau tidak sedap dari limbah itu sudah kerap menjadi topik perbincangan di kalangan pembeli. Diakuinya sebagian pembeli yang tidak biasa mempir ke warungnya merasakan pusing dan mual-mual setelah mencium aroma tidak sedap itu. “Kalau saya karena sudah tiap hari menghirup bau tidak sedap itu ya tidak apa-apa. Saya ndablek aja meski bau itu memang sangat mengganggu. Tapi, bagi orang yang tidak biasa, bau itu jadi masalah besar,” ungkap Katmin.

Warga sekitar, kata Katmin, sudah menyampaikan persoalan itu kepada petugas dari Koramil Sragen. Laporan itu sudah disampaikan ke manajemen PG Mojo. “Setelah mendapat laporan itu, bau air limbah sudah berkurang. Katanya sudah diberi campuran kapur. Namun, beberapa hari kemudian, bau menyengat itu muncul kembali dari limbah cair,” terang Katmin.

Advertisement

Susilo, 40, warga Sine, mengatakan limbah itu keluar dari PG Mojo saat masih panas. Tidak heran, dari permukaan air limbah itu biasa keluar uap tipis. Dia menuding air limbah yang panas itu sudah merusak struktur bangunan talut. “Silakan dilihat sendiri. Sebagian talut itu sudah ambrol. Talut itu keropos karena kerap menampung air limbah yang masih panas,” papar pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu.

Selain mencemari saluran drainase, limbah dari PG Mojo itu juga mengotori saluran irigasi ke area persawahan. Air di saluran irigasi itu berwarna hitam pekat. Meski tidak merusak tanaman, aroma tidak sedap itu mengganggu petani. “Baunya itu seperti ada rasa manis-manisnya. Tapi, baunya jadi tidak enak karena terlalu menyengat,” terang Susilo.

Sementara itu, Administratur PG Mojo, Bambang Sutrisno, belum bisa dimintai konfirmasi terkait masalah limbah itu. Saat dihubungi via telepon, dia mengaku masih mengikut rapat di luar kota. Dia belum bisa menjelaskan penyebab munculnya bau menyengat pada limbah PG Mojo yang dikeluhkan warga. ”Besok Jumat pagi nanti bisa kami jelaskan,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif