Soloraya
Rabu, 28 September 2016 - 03:10 WIB

Dishub Klaten Usulkan Pemasangan Palang Pintu di 2 Perlintasan, Salah Satunya di Mbah Ruwet

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Dishub Klaten mengajukan penambahan palang pintu KA permanen di dua lokasi.

Solopos.com, KLATEN–Dinas Perhubungan (Dishub) mengajukan bantuan penambahan palang pintu perlintasan kereta api permanen ke pemerintah pusat. Hal itu dimaksudkan untuk meminimalisasi kecelakaan lalu lintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Advertisement

Kepala Dishub Klaten, Purwanto Anggono Cipto, mengatakan pengajuan penambahan palang pintu itu untuk dua perlintasan tanpa palang di Desa Pokak, Kecamatan Ceper dan Desa Taji, Prambanan. Dua perlintasan tersebut mendesak dipasang palang pintu lantaran jalur strategis serta banyak warga yang melintasi dua perlintasan tersebut.

“Kami usulkan ke pusat karena kewenangannya di sana. Yang kami usulkan satu di Prambanan dan satu lagi di Mbah Ruwet [perlintasan tanpa palang di Desa Pokak, Ceper],” katanya saat ditemui di Setda Klaten, Selasa (27/9/2016).

Terkait pengusulan itu, Purwanto menjelaskaan masih melengkapi syarat administrasi pengajuan bantuan seperti kesanggupan pemeliharaan, kesanggupan untuk petugas penjaga, serta pendampingan. Diharapkan, pada 2017 mendatang dua perlintasan tersebut sudah terdapat palang pintu permanen. “Untuk petugas penjaga tidak masalah karena ada linmas,” ungkapnya.

Advertisement

Purwanto tak menampik ada belasan perlintasan tanpa palang pintu di Kabupaten Bersinar. Disinggung memasang palang pintu di belasan perlintasan tersebut, ia menjelaskan dilakukan bertahap. “Mudah-mudahan kedepan ada pemihakan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Memang di perlintasan tanpa palang risiko terjadinya kecelakaan tinggi,” jelas dia.

Sebagai informasi, pada 30 Agustus lalu kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang terjadi di Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Klaten Utara. Dari peristiwa itu, seorang pelajar meninggal dunia setelah tertabrak kereta api. Sementara, pada 19 September lalu dua pelajar asal Dukuh Gatak, Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Sukoharjo meninggal dunia setelah tertabrak kereta api hingga terseret sejauh 30 meter. Mereka tertabrak saat menyeberang di pintu perlintasan tanpa palang Dukuh/Desa Bolali, Kecamatan Wonosari.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif