Soloraya
Rabu, 28 September 2016 - 04:10 WIB

BENCANA SOLO : BPBD Pantau Papan Reklame di Kota Bengawan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi papan reklame (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana Solo, BPBD Solo mengecek sejumlah papan reklame di Kota Solo yang rawan ambruk.

Solopos.com, SOLO–Potensi angin kencang pada masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan di Kota Bengawan meningkat hingga awal Oktober mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo turut memantau reklame selama musim peralihan ini.

Advertisement

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, pada Oktober, November, dan Desember 2016 diperkirakan terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasinya singkat. Hal itu berpotensi menimbulkan angin kencang, petir, serta bencana alam lain.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo, Gatot Sutanto, mengatakan musibah reklame tumbang yang disebabkan angin kencang di Jakarta beberapa waktu lalu membuat pihaknya turut mewaspadai kondisi reklame di sejumlah titik.

“Kami mulai pantau reklame. Secara visual, kondisinya masih cukup kokoh. Tapi tetap kami awasi terus pada musim peralihan ini,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (27/9/2016).

Advertisement

Selain papan reklame, Gatot menyampaikan masyarakat diimbau juga mewaspadai potensi pohon tumbang. “Pekan lalu ada dua yang pohon yang tumbang di kawasan Terminal Tirtonadi dan Sriwedari. Angin kencang ini susah diprediksi. Kami imbau masyarakat terus waspada,” ujar dia.

Menurut Gatot, saat ini Kota Solo masih memasuki musim kemarau basah. Diperkirakan puncak musim hujan masih terjadi awal 2017 mendatang. Namun disampaikannya, intensitas hujan di sekitar Solo mulai meningkat.

“Solo memang belum terlalu sering, tapi di sekitar Solo seperti Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri sudah cukup tinggi. Kami terus berkomunikasi dengan wilayah sekitar,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo (Asspro), Ginda Ferachtriawan, memantau reklame di kawasan pinggiran kota berpotensi roboh.

“Yang ditengah kota memang aman, yang di pinggir ada yang rawan roboh. Saya melihat di Ngemplak, Mojosongo, dan Laweyan ada yang papan reklame yang bertahun-tahun tidak ada isinya. Mestinya Pemkot segera membongkarnya agar tidak membahayakan pengguna jalan,” pesannya.

Selain papan reklame, Ginda mengatakan papan reklame berbentuk bando yang sudah bertahun-tahun mangkrak juga perlu dipantau.

Advertisement
Kata Kunci : Bencana Solo BPBD Solo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif