Soloraya
Selasa, 27 September 2016 - 18:15 WIB

Ribuan Warga Solo Sakit Jiwa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Detik-Detik Proklamasi di Griya PMI, Solo, Minggu (17/8/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Kesehatan warga Solo, DKK mencatat ribuan warga mengalami sakit jiwa

Solopos.com, SOLO--Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Solo mencatat ribuan warga di Kota Bengawan menderita gangguan kejiwaan atau mental ringan hingga berat. Tekanan ekonomi mendominasi pemicu gangguan kejiwaan, meski beragam faktor lain turut menyertai.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid)  Pembinaan Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) DKK, Dwi Martiyastuti kepada wartawan saat jumpa pers terkait peringatan Hari Kesehatan Jiwa di ruang Bagian Humas dan Protokol Setda, Selasa (27/9/2016).

“Data DKK sampai Agustus 2016, 760 warga Solo mengalami gangguan kejiawan berat dan 1.335 gangguan kejiwaan ringan,” ungkapnya.

Dwi mengatakan gangguan kejiwaan didominasi perempuan pada usia produktif hingga lanjut usia. Adapun penyebab gangguan jiwa, jelas Dwi, dikarenakan berbagai faktor, mulai faktor tekanan keluarga, minimnya pekerjaan, faktor pergaulan, lingkungan, dan ekonomi. Di antara faktor-faktor penyebab itu, faktor ekonomi merupakan faktor yang paling mendominasi pemicu terjadinya gangguan kejiwaan. Sebab itu, dia menilai penyebarluasan informasi mengenai pertolongan pertama pada penderita gangguan mental perlu dilakukan.

Advertisement

“Masih kurang pertolongan pertama pada gangguan jiwa di masyarakat. Sekarang, Pemkot akan bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) untuk menyebarluarskan indormasi ini,” tuturnya.

Selain itu DKK juga menggandeng dokter spesialis gangguan jiwa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo untuk kerja sama dalam memberikan pelayanan kepada warga yang mengalami gangguan jiwa ringan di tiap puskesmas. Dia mengakui saat ini penanganan gangguan kejiwaan belum bisa ditangani di Puskesmas, melainkan hanya di tingkat Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo.

Dokter Kejiwaan RSJD Solo, Maria Rini Indriarti mengatakan gangguan jiwa menjadi masalah serius yang harus ditangani. Sebab semakin kompleksnya permasalahan makin beragam pula faktor yang melatarbelakangi seseorang mengalami gangguan jiwa, dari ringan kemudian meningkat menjadi  gangguan jiwa berat.

Advertisement

“Pada dasarnya setiap individu rentan memiliki gangguan kejiwaan. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menyelesaikan gangguan kejiwaan yang dideritanya. Gangguan jiwa mencapai tingkat berat jika sesorang tak mampu lagi mengatasi masalah yang dialaminya,” kata dia.

Dokter Kejiwaan RSJD lainnya, Andriesta menjelaskan gangguan jiwa merupakan penyakit yang dapat dialami setiap orang. Gangguan jiwa disebabkan oleh beberapa macam faktor seperti faktor genetik, maupun penyebab umum lainnya, seperti depresi atau strees. “Penyebabnya kompleks. Siapa saja bisa terkena gangguan kejiwaan. Perilaku yang berubah, cemas, gangguan tidur, phobia terhadap sesuatu itu tanda gangguan kejiwaan,” katanya.

Dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada 10 Oktober mendatang, dia mengatakan Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kota Solo akan menyebarluaskan informasi mengenai pertolongan pertama pada penderita gangguan mental. PDSKJI Solo bersama Pemkot, RSJD, RSUD Solo dan UNS akan menggelar beragam rangkaian kegiatan di antaranya penyuluhan gangguan mental dan lomba majalah dinding (mading) tingkat SMA pada Kamis-Kamis (29/9-13/10/2016), bakti sosial di keluarga gangguan mental pada Minggu (2/10/2016) dan puncak kegiatan digelar di car free day (CFD) Plaza Sriwedari, Minggu (9/10/2016).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif