Jogja
Senin, 26 September 2016 - 12:55 WIB

PERTANIAN BANTUL : Kerusakan Tanaman Bawang Merah Capai 50%, Apa Solusi untuk Meredam Kerugian?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umbi yang mengecil serta rusaknya batang daun bawang merah di salah satu lahan yang ada di kawasan Dusun Nawungan I, Desa Selopamioro menyebabkan petani merugi ratusan jta rupiah. Foto diambil, Sabtu (24/9/2016) siang. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul merugi karena hujan terus turun.

Harianjogja.com, BANTUL — Lebih dari 50 hektar tanaman bawang merah yang ada di kawasan Dusun Nawungan I dan II, Desa Selopamioro mengalami kerusakan parah. Akibatnya, tanaman yang sudah memasuki usia 50 hari itu dipastikan akan gagal panen.

Advertisement

(Baca Juga : PERTANIAN BANTUL : Bawang Merah Diterjang Hujan, Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah)

Petani dari Dusun Nawungan I, Warno saat ditemui di lahannya, Sabtu (24/9/2016) siang mengatakan hingga kini belum dapat menghitung secara pasti penurunan produksi. Sebab sekarang masih dalam masa panen. Namun, setidaknya ia memperkirakan penurunan produksi untuk tahun ini mencapai 3-4 kuintal per 1.000 meter persegi.

“Bahkan ya bisa lebih,” kata Warno.

Advertisement

Sebenarnya, kondisi tak menguntungkan tersebut sudah dialami petani sejak setahun terakhir. Saat musim tanam sebelumnya, siklus panen mereka pun dikacaukan oleh cuaca. Hanya saja, ketika itu tingkat kerusakan belum separah sekarang. Saat itu hujan mulai tak teratur ketika tanaman sudah berumur di atas 50 hari.

Jika ia bandingkan, di musim tanam sebelumnya kerusakan tanaman hanya berkisar antara 20-30% saja.  Namun kali ini kerusakan tanaman  mengalami peningkatan hingga lebih dari 50%.

Sementara salah satu pengurus Kelompok Tani Lestari Mulya Sawabiono mengakui, Hingga kini, pihaknya memang belum membuat laporan apapun terkait kerugian itu kepada Pemkab Bantul. Pihaknya belum membahas langkah apa yang akan ditempuh untuk menyikapi kerugian tersebut. Rencananya, dalam waktu dekat pihaknya baru akan menggelar pertemuan.

Advertisement

“Karena terkait kerusakan ini, sampai sekarang  kami pun belum punya solusi untuk menanggulanginya. Satu-satunya solusi ya semua lahan bawang merah diperlakukan sama seperti lahan di Ring Shelter itu,” katanya.

Memang, kondisi bawang merah di lahan seluas 1.000 meter persegi yang tertutupi plastik transparan di area Ring Shelter itu jauh lebih baik ketimbang bawang merah yang ada di lahan terbuka. Namun, untuk membeli plastik semacam itu, jelas membutuhkan biaya yang tak sedikit.

“Ini harga bibitnya saja, menurut kami sudah sangat mahal, harganya mencapai Rp55.000 per kilogram. Kalau harga jualnya ke pengepul sekarang sekitar Rp25.000 per kilogram,” terangnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif