Soloraya
Senin, 26 September 2016 - 14:25 WIB

LONGSOR BOYOLALI : 5 Kecamatan Mulai Waspadai Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanah longsor di jalan penghubung Desa Suroteleng dan Desa Sukabumi di Dukuh Bulu Kidul, Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Boyolali, Senin (26/9/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Longsor Boyolali diwaspadai oleh lima kecamatan.

Solopos.com, BOYOLALI—Sedikitnya lima kecamatan di Boyolali yakni Selo, Musuk, Cepogo, Ampel, dan Kemusu, mulai waspada bencana longsor.

Advertisement

Tingkat kewaspadaan masyarakat harus lebih ditingkatkan karena musim kemarau basah masih saja terjadi ditambah saat ini sudah mendekati musim penghujan.

“Cuacanya mulai ekstrim. Tim Reaksi Cepat [TRC] Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] sekarang mulai siaga 24 jam,” kata Kabid Kedaruratan BPBD Boyolali, Purwanto, saat ditemui Solopos.com, Senin (26/9/2016).

Advertisement

“Cuacanya mulai ekstrim. Tim Reaksi Cepat [TRC] Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] sekarang mulai siaga 24 jam,” kata Kabid Kedaruratan BPBD Boyolali, Purwanto, saat ditemui Solopos.com, Senin (26/9/2016).

Dia menyebut, lima kecamatan yakni Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, dan Kemusu adalah daerah langganan longsor. Selain longsor, masyarakat juga diminta waspada bencana angin kencang.

Sementara itu, intensitas hujan yang cukup tinggi pada Minggu (25/9), menyebabkan longsor di sejumlah lokasi terutama di lereng Gunung Merbabu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, longsor paling parah terjadi di tiga lokasi di Desa Suroteleng, Kecamatan Selo. Ketiga lokasi tersebut yaitu jalan penghubung Selo-Ampel Dukuh Tompak Desa Suroteleng, jalan penghubung Desa Suroteleng dan Desa Sukabumi di Dukuh Bulu Kidul Suroteleng serta Dukuh Suroteleng Wetan Desa Suroteleng. Longsor juga terpantau di Dukuh Sikepan, Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel.

Advertisement

Di lokasi longsor ringan, warga langsung bisa mengevakuasi Minggu sore. Namun di Suroteleng dan Ngagrong masyarakat baru bisa bergotong-royong membuka akses jalan pada Senin pagi. Warga dibantu TRC BPBD Boyolali, sukarelawan, serta anggota TNI.

Purwanto mengimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah rawan longsor untuk selalu waspada. Terutama bagi pengguna jalan yang melintasi lereng-lereng labil. “Apabila hujan deras, kami berharap untuk berhati-hati. Terutama bagi pengendara, karena dengan situasi saat ini tidak menutup kemungkinan bisa terjadi longsor susulan,” imbuh Purwanto.

Jalan di Bulu Kidul adalah salah satu jalan dengan mobilitas warga yang cukup tinggi.
Beruntung pada longsor Minggu sore tidak ada korban jiwa. BPBD juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait jika terjadi kerusakan infrastruktur khususnya jalan.

Advertisement

Tokoh masyarakat Dukuh Bulu Kidul, Desa Suroteleng, Mardiyanto, 55, menjelaskan longsor jalur Suroteleng-Sukabumi bermula ketika ladang tembakau di atas jalan longsor. Tanah longsoran menutup jalan di bawahnya. Kemudian, saat hujan Minggu sore kemarin aliran air tersumbat sehingga menggerus talut penguat jalan hingga ambrol. Sebagian badan jalan ikut tergerus.

Panjang jalan longsor mencapai 20 meter dan lebar 2 meter serta kedalaman 10 meter. Warga khawatir jika hujan deras terus menerus mengakibatkan longsor susulan.

“Kalau jalan sampai putus, masyarakat yang repot. Harapannya segera ada penanganan. Ini adalah jalur utama untuk distribusi hasil bumi ke Pasar Cepogo. Sebenarnya ada jalur lain tapi harus memutar sejauh 20 kilometer.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif