Jateng
Senin, 26 September 2016 - 07:50 WIB

BENCANA JATENG : BPBD Jateng Waspada Bencana Perubahan Musim, Begini Potensinya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana alam angin kencang. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Bencana Jateng berpotensi terjadi pada masa pergantian musim.

Semarangpos.com, SEMARANG — Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah (Jateng) mengimbau masyarakat dan jajaran BPBD di seluruh kabupaten dan kota untuk mewaspadai pergantian musim. Pada masa pergantian musim itu, di Jateng berpotensi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Advertisement

“Akhir September sudah mulai memasuki musim hujan dan diperkirakan puncaknya terjadi Januari-Februari 2017 sehingga teman-teman BPBD kabupaten-kota harus mulai hati-hati dan waspada,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana di Semarang, Minggu (25/9/2016).

Berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan BPBD Jateng dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diperkirakan pada Oktober, November, dan Desember 2016, akan terjadi hujan dengan durasi pendek tapi intensitasnya cukup tinggi. Menurut dia, hal tersebut perlu diwaspadai semua pihak karena berpotensi menimbulkan angin kencang, petir, serta bencana alam lain.

Terkait dengan hal itu, Sarwa mengaku sudah meminta pada jajaran BPBD se-Jateng untuk melakukan pemetaan terhadap potensi bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di seluruh wilayah Jateng. “Sebanyak 32 kabupaten di Jateng memiliki potensi bencana banjir, sedangkan tanah longsor ada di 29 kabupaten/kota,” ujarnya.

Advertisement

BPBD Jateng bersama BPBD di 35 kabupaten/kota akan menggelar rapat koordinasi dengan BNPB pada 4 Oktober 2016 di Kota Semarang. BPBD kabupaten dan kota dari seluruh wilayah Jateng juga diminta menyiapkan siaga darurat bencana mulai awal Oktober 2016 mendatang.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta seluruh jajaran BPBD untuk mulai memvalidasi titik-titik yang paling berpotensi dilanda bencana di Jateng, baik banjir maupun tanah longsor dan mengkoordinasi kelompok masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi terjadinya bencana. “Mitigasi bencana harus disiapkan agar ketika ada air yang luapannya tinggi misalnya, tidak sampai menimbulkan korban,” katanya seperti dikutip Kantor Berita Antara.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif