Jogja
Minggu, 25 September 2016 - 01:20 WIB

MITIGASI BENCANA : Terbentur Kesiapan Lahan, TES Baru Bisa Dibangun di Satu Titik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proyek pembangunan gedung yang akan digunakan sebagai tempat evakuasi sementara di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul. Kamis (22/9/2016) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Mitigasi bencana untuk ketersediaan TES diupayakan

Harianjogja.com, BANTUL — Dari total empat titik yang menjadi sasaran lokasi dibangunnya Tempat Evakuasi Sementara (TES), hanya titik di sekitar Pantai Kuwaru, Kecamatan Srandakan saja yang untuk sementara baru bisa direalisasikan.

Advertisement

Selain keterbatasan anggaran yang dimiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul yang berwenang menyediakan lokasi memang baru bisa menyiapkan satu lokasi saja di Pantai Kuwaru itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengakui, pihaknya hanya mampu menyiapkan satu titik lokasi. Pasalnya, dari titik lokasi yang rencananya akan dibangun TES, baru lokasi di Pantai Kuwaru itu yang siap untuk dibebaskan.

“Sedangkan yang lain masih bermasalah,” katanya kepada Harianjogja.com usai meninjau pembangunan Tes di sekitar Pantai Kuwaru, Kecamatan Srandakan, Kamis (22/9/2016) siang.

Advertisement

Dijelaskannya, selain di Pantai Kuwaru, TES memang rencananya akan dibangun di tiga lokasi yang lain, yakni Pantai Samas Kecamatan Sanden, Pantai Depok dan Prangtritis Kecamatan Kretek. Pemilihan keempat lokasi itu didasarkannya pada kajian potensi bencana tsunami dan gempa bumi di sisi selatan DIY.

“Jadi alasan Kuwaru dipilih sebagai lokasi pertama, lantaran alasan kesiapan lahan saja,” kata Dwi.

Sebagai tempat perlindungan sementara korban bencana alam, TES dibangun di sebelah utara Pantai Kuwaru, Kecamatan Srandakan. TES berbentuk bulat memanjang dengan ukuran luas 5.000 meter persegi dengan lantai di atas.

Advertisement

Dengan alokasi anggaran sekitar Rp7 miliar, pembangunan TES yang kini sudah mencapai 50%, diharapkannya bisa selesai Desember mendatang. Sejauh ini, dari hasil pantauannya, spesifikasi dan konstruksi yang sudah terbangun, sudah sesuai dengan perencanaan awalnya.

Sebagai lokasi evakuasi sementara untuk  korban bencana tsunami, TES yang berkapasitas 6.000 orang itu memang dibangun dengan konsep rumah panggung dengan tinggi antara dasar tanah dengan ruang evakuasi lantai I mencapai 7,5 meter. Sedangkan batas tinggi dari dasar tanah dengan ruang evakuasi lantai II, dikatakannya mencapai 10,5 meter.

“Dengan konstruksi seperti  itu, kami harapkan kondisi warga yang dievakuasi tetap aman, meski ada terjangan air bah dari laut,” tutur Dwi.

Seperti diketahui, tiga bulan yang lalu, BNPB bekerjasama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memang menggelontorkan dana sekitar Rp7 miliar untuk pembangunan TES di pantai selatan Bantul. Rencananya, Setelah TES di pantai selatan itu selesai dibangun, Kemenpupera akan menghibahkan TES ke Pemda Bantul dengan ketentuan bangunan tidak boleh diubah atau ditambah bangunan yang tidak terkait. “Setelah dihibahkan nanti Bupati akan buat perjanjian dengan desa dan masyarakat untuk mengelola dan memelihara,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif