News
Minggu, 25 September 2016 - 13:30 WIB

Belum Ada Smart City di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Smart City (Youtube)

Di Indonesia ternyata belum memiliki smart city.

Solopos.com, MAGELANG — Meski ada sejumlah daerah yang mengklaim sebagai smart city atau kota pintar, hingga saat ini di Indonesia belum ada kota/kabupaten yang menyandang status tersebut.

Advertisement

Seperti dikutip Solopos.com dari Okezone, Jumat (23/9/2016), pemrakarsa Smart City Indonesia, Prof Dr Suhono Harso Supangkat, mengatakan upaya daerah itu baru pada tahap menuju smart city.

“Jadi yang benar-benar sudah berstatus smart city ini sampai kini belum ada,” ungkapnya seusai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Kolaborasi pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan industri menuju Smart and Sustainable City di Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang.

Advertisement

“Jadi yang benar-benar sudah berstatus smart city ini sampai kini belum ada,” ungkapnya seusai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Kolaborasi pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan industri menuju Smart and Sustainable City di Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu lebih jauh mengatakan, pada tahun lalu bersama salah satu media massa nasional melakukan pengukuran indikator pencapaian smart city. Bila nilainya yang dicapai di atas 80 baru smart. Namun demikian, dari pengukuran tersebut rata-rata berada di bawah 60.

“Sudah ada sejumlah daerah yang menuju ke smart city seperti Surabaya, Bandung, Tangerang, Bekasi, Bogor, Tangerang Selatan, dan Kota Magelang. Kalau di luar Jawa, seperti Pontianak, Makassar, dan lain-lainnya menuju. Ukurannya, semua pingin smart city,” kata dia.

Advertisement

Adapun untuk inti dari smart city, katanya, membuat masyarakat bahagia. Namun, bila hanya memasang teknologi itu bukan smart city . Selain itu, yang terpenting dilakukan mengusahakan agar teknologi, tata kelola dan orang siap. Menurutnya, tidak ada membangun smart city dalam kurun waktu 5-10 tahun.

“Baru klaim-klaiman, saya pernah mengukur tahun lalu, kalau di atas 80 baru smart , tapi baru rata-rata di bawah 60. Mudah-mudahan semua menuju dalam tujuan yang benar,” ujarnya.

Pembicara lain dalam seminar nasional tersebut Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, Sekretaris Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Prof Sutrisna Wibawa, Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Komputer Indonesia (Aptikom) Prof Zaenal Arifin Hasibuan (guru besar UI), dan GM Commercial & Development PT Jababeka Infra struktur Endy A Budyanto (pengembang Smart City Nasional).

Advertisement

Smart city adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada secara efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyara kat atau lembaga dalam melakukan kegiatan,” kata Sigit.

Sementara untuk kota cerdas, katanya, kota cerdas tidak hanya melulu terkait masalah konektivitas, kemudahan mobilitas, dan berbasis teknologi. “Kota cerdas adalah menyangkut bagaimana warganya bahagia tinggal dan berkegiatan di kotanya,” ujarnya.

Ditopang oleh platform informasi teknologi yang terintegrasi, sebuah smart city harus memenuhi persyaratan berikut. Berikut ini syarat Indonesia menjadi negara smart city:

Advertisement

-Memiliki sistem transportasi terintegrasi yang melayani multi moda dari pejalan kaki, mobil pribadi, sampai kendaraan umum seperti bus dan MRT.

-Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan rasa keamanan warganya.

-Melakukan manajemen lingkungan yang efektif, termasuk menangani limbah dan pengelolaan energi.

-Memiliki sentra inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kolaborasi sektor pemerintah, swasta, dan akademia.

-Memberikan layanan e-government seperti layanan kartu penduduk dan surat izin mengemudi secara online.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif