News
Minggu, 25 September 2016 - 09:28 WIB

BANJIR GARUT : Candaan Berakhir Duka

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di lokasi bangunan yang rusak akibat banjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9).(JIBI/Solopos/Antara//Wahyu Putro A)

Banjir Garut membawa duka, puluhan warga meninggal akibat banjir bandang dan longsor itu.

Solopos.com, GARUT — Banjir bandang dan longsor di Garut, Rabu (21/9/20160 dini hari menewaskan 30 orang lebih. Sementara hingga Sabtu (25/9/2016) sekitar 22 orang hilang dan masih dalam pencarian.

Advertisement

Elis, 45, warga Sukapadang Garut kehilangan lima anggota keluarganya. Dia tak menyangka candaannya berakhir dengan duka. Banjir Garut membawa duka baginya.

Beberapa hari sebelum kejadian, Elis mengaku sempat diajak neneknya yang biasa dipanggil Oyoh untuk pindah tempat tinggal ke daerah Lapang Paris. Tapi, ia saat itu menolak karena Lapang Paris berdekatan dengan Sungai Cimanuk.

“Tiga hari sebelum kejadian Ma Oyoh bilang tinggal di sini saja karena di sini mah ramai. Saya bilang ah moal, sieun caah didieu mah engke paraeh (tidak mau, takut air sungai meluap nanti warga pada meninggal),” ujar Elis sebagaimana dikutip dari Okezone, Sabtu (24/9/2016).

Advertisement

Saat itu, tak terpikir dalam benak Elis bahwa air Sungai Cimanuk akan benar-benar meluap. Ia saat itu hanya bercanda dan asal berucap. Bahkan Ma Oyoh saat itu membantah ucapan Elis bahwa di Lapang Pasir tidak akan terjadi banjir akibat meluapnya Sungai Cimanuk.

“Waktu itu hanya kelakar saja, enggak sengaja. Tapi ternyata kelakar itu jadi kenyataan,” tutur Elis.

Ia pun tak habis pikir candaan yang saat itu tidak disengaja menjadi realita. Apalagi banyak korban meninggal dan lebih dari 20 orang masih dicari petugas gabungan.

Advertisement

Elis sendiri terhindar dari bencana itu karena memang ogah pindah ke Lapang Paris. Ia memilih tetap tinggal di Sukapadang. Tapi lima anggota keluarganya yang tinggal di Lapang Paris jadi korban.

Kini, ia pun terus berharap agar keluarganya segera ditemukan. Hingga kini, masih ada dua keluarganya yang belum berhasil ditemukan oleh petugas. Ia setiap hari mendatangi lokasi pencarian demi melihat detik demi detik upaya pencarian.

Bagi Elis, bagaimanapun kondisi dua anggota keluarganya akan diterima meski ditemukan dalam kondisi sudah meninggal. Yang terpenting, jenazahnya bisa ditemukan dan dimakamkan seperti tiga anggota keluarganya yang lain.

Ia hanya bisa berdoa. Bahkan setiap sore, ia dan anggota keluarganya yang lain selalu mengadakan doa bersama sekaligus tahlilan untuk anggota keluarga yang jadi korban.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif